Simbolis Presiden Jokowi Berikan Bantuan
Bantuan yang diberikan dengan total 80,5 ton, dengan nilai sekitar 17.5 milyar rupiah ini terdiri dari 20 set tenda pengungsi, 300 set tenda keluarga, 50 set genset 5kVA, 15 unit lampu solar, 500 paket obat-obatan, 1.000 paket peralatan kebersihan, 1.000 set peralatan memasak, 2.000 lembar matras, 2.000 lembar selimut, 1.000 paket sembako, 4.000 paket makanan siap saji, 500 box air mineral kemasan 600 ml, 1.000 box mie instan dan 1.000 tas beras dengan masing-masing seberat 5kg.
Jokowi berharap bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dapat membantu negara yang terdampak bencana dapat segera pulih dan bangkit kembali.
“Semoga bantuan ini dapat meringankan saudara-saudara kita di tempat terdampak dan dapat segera pulih kembali,” tambahnya.
Selain itu, bantuan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia turut disalurkan lebih dari 9 ton senilai 1,5 miliar yang terdiri dari paket makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, hygiene kit, water purifier, serta obat-obatan pelayanan dasar.
Bantuan ini akan disalurkan secara bertahap yang terbagi menjadi lima sortie, tiga sortie akan didistribusikan pada Senin (8/7/2024) dan dua sortie pada Selasa (9/7/2024) yang diangkut dengan pesawat kargo.
Baca juga: Gempa M 4,4 di Batang, 8 Warga Terluka
Dalam misi kemanusiaan tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., mengantarkan langsung bantuan termasuk sejumlah delegasi dari Kementerian Luar Negeri dan awak media.
Bantuan kemanusiaan Indonesia direncanakan akan diterima langsung secara simbolis oleh Perwakilan Pemerintah Papua Nugini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Papua Nugini serta para diplomat KBRI Port Moresby pada Selasa (9/7/2024).
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun oleh KBRI Port Moresby, bencana tanah longsor di Provinsi Enga, Papua Nugini terjadi pada Jumat (24/6/2024) pukul 03.00 dini hari waktu setempat. Kejadian ini menyebabkan kurang lebih 670 jiwa meninggal dunia dan lebih dari 70.000 jiwa terdampak di Desa Yambali dan Desa Kaokalam. Tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa ini.