Rekam jejak KA Turangga
Sejak 11 Oktober 1999, KA Turangga hanya melayani kelas eksekutif. Beroperasi menggunakan rangkaian kereta baru dari INKA keluaran 1999.
Sedangkan, rangkaian kelas bisnisnya dimutasi ke Malang untuk pengoperasian kereta api Gajayana. Sejak 19 Januari 2009, kereta api ini beroperasi menggunakan rangkaian kereta hasil penyehatan kereta buatan tahun 1960.
Pada pertengahan tahun 2018, rangkaian kereta berbahan baja nirkarat buatan INKA digunakan untuk pengoperasian KA Turangga. Pada 1 Desember 2019, rute KA Turangga diperpanjang hingga Stasiun Gambir.
Baca juga: Daftar Kecelakaan Kereta Terparah di Indonesia, Korban hingga Ratusan Jiwa
Per 1 September 2020, rute kereta api ini dikembalikan seperti semula, karena tingkat keterisian penumpang di rute Bandung–Jakarta. Mulai Tanggal 28 September 2022, KA Turangga mengalami peningkatan kecepatan dari 105 km/jam menjadi 120 km/jam.
Mulai Tanggal 1 Juni 2023, bertepatan dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2023, KA Turangga akan saling bertukar. Dengan rangkaian dengan Kereta api Argo Wilis.
Tabrakan antara KA Turangga dan KA Commuter Line Bandung Raya ini, bukan tragedi pertama KA Turangga. Pada hari Senin (8/5/2006) pukul 05.02, KA Turangga jurusan Surabaya-Bandung bertabrakan dengan kereta api pengangkut barang di kilometer 206, kira-kira 200 meter dari Stasiun Karangsari, Kabupaten Garut.