Aksi protes terjadi di Jalan Tipar Cakung, Jakarta Utara, ketika sejumlah pengemudi angkot memutuskan untuk mogok beroperasi sebagai bentuk penolakan terhadap pengoperasian bus TransJakarta 10M jurusan Pulo Gadung-Tanjung Priok, kemarin.
Kapolsek Cilincing, Kompol Fernando Saharta Saragi, mengungkapkan bahwa aksi mogok ini terjadi karena bus TransJakarta kembali beroperasi pada pagi hari.
Pada Jumat sebelumnya, telah dilakukan mediasi antara Pengurus Koperasi Wahana Kalpika (KWK) 03 dan Angkutan Pengganti Bemo (APB) 01 dengan pihak Armada 10M TransJakarta.
“Hasil pertemuan sementara menyatakan bahwa bus TransJakarta tidak akan beroperasi sampai ada pertemuan selanjutnya,” jelas Kapolsek Cilincing kepada awak media.
Protes ini muncul sebagai respons terhadap keputusan kembalinya bus TransJakarta yang dianggap mengganggu operasional angkutan umum lainnya, terutama angkot.
Pengemudi angkot merasa terganggu dengan keberadaan bus TransJakarta karena dikhawatirkan akan merampas penumpang mereka.
Meski demikian, keputusan mogok beroperasi ini tentu saja memberikan dampak pada mobilitas masyarakat yang bergantung pada layanan angkutan umum.
Pengguna angkot yang terbiasa mengandalkan moda transportasi ini menjadi terdampak, terutama dalam hal keterlambatan dan kenyamanan perjalanan.
Sementara itu, pemerintah dan pihak terkait diharapkan segera menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Penanganan yang bijak dari segi regulasi dan penyaluran aspirasi kedua belah pihak diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak dan memastikan kelancaran mobilitas publik di wilayah tersebut.
Ketegangan antara moda transportasi umum yang berbeda memang tidak jarang terjadi di berbagai kota besar, termasuk Jakarta. Namun, dengan dialog yang terbuka dan komunikasi yang efektif, masalah ini bisa diselesaikan dengan adil dan berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat.
Semoga solusi yang baik dapat segera ditemukan untuk menjaga kestabilan dan kenyamanan transportasi publik di Jakarta Utara.