Dirinya juga menyebutkan bahwa data yang terima oleh pihaknya, bahwa dalam pilkada atau pilgub Jawa barat merupakan wilayah dengan jumlah yang cukup besar.
“Jawa Barat ini jumlah pemilih yang cukup besar 35,7 juta jiwa besar se-indonesia , dengan jumlah pemilih hampir di atas 60% adalah usia anak,” ujarnya.
Asep menambahkan, bahwa rata-rata Pemilihan di jabar itu rata-rata klasifikasi pendidikan yaitu rata-rata 63% usia sekolah lulusan SD SMP dan SMA kalau SMA tambah lagi 30 sampai 90%.
“Jumlah pemilih hampir di atas 60% adalah usia anak muda,” katanya.
Baca juga : Janji Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta, Benahi Banjir hingga Urusan Kemacetan Abadi
Maka dari itu Asep meminta pihak penyelenggaraan agar keluar, tahapan-tahapan yang selama ini berjalan. Hal itu agar dapat merangsang setiap pihak ikut terlibat dalam proses tahapan pemilu.
“Merangsang para pihak baik media, baik stakeholder, komunitas-komunitas, ormas-ormas untuk terlibat dalam proses Pilkada Ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Barat Reza Arfah menyarankan agar KPU Jabar menerapkan konsep pentahelix atau multipihak dalam proses sosialisasi Pilkada Serentak kepada masyarakat.
Menurutnya, KPU Jabar harus menggandeng atau melibatkan berbagai unsur dari mulai masyarakat atau komunitas, organisasi kepemudaan (OKP), media, pelaku usaha dan lainnya untuk ikut serta dalam menyukseskan perhelatan Pilkada Serentak ini.
Baca juga : Persiapan Pengamanan Pilkada 2024, Pj Wali Kota: Mari Jaga Optimisme Bandung Kondusif!
“Saya rasa rumusnya pentahelix itu rumusan negara berkembang menuju negara maju. Artinya media harus dilibatkan, atau pengusaha, dan sebagainya menurut saya formulasi itu sangat relevan,” kata Reza.
Reza juga sempat menelusuri akun resmi KPU Jabar di media sosial, yaitu instagram. Seharusnya, KPU Jabar bisa memanfaatkan perkembangan digital yang massif ini untuk menggencarkan sosialisasi pilkada, bukan hanya sebatas postingan seremonial.
“Yang saya lihat di instagram KPU Jabar itu masih sebatas seremonial-seremonial. Memang sudah melakukan tahapan-tahapan sesuai PKPU, namun media sosial juga bisa digunakan untuk menyampaikan informasi secara cepat dan massi,” jelasnya.
Sehingga, Reza menyebut bahwa ada tiga indikator yang bisa dijalankan oleh KPU Jabar agar bisa meningkatkan partisipasi pemilih, apalagi Jabar merupakan provinsi dengan DPT terbanyak dan daerah terluas di Indonesia.
Baca juga : Biodata dan Profil Aaron Deng, Pemeran Lu Shao Yang di Drama Hard Noble Lady
“Saya tadi sebutkan bahwa ada tiga indikator, yang pertama adalah adanya kelompok-kelompok civil society yang mau menampung dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang persiapan pilkada ini,” katanya.
“Yang kedua, adanya kemampuan masyarakat untuk melakukan proses kegiatan, yang terakhir, masyarakat mampu mengadakan kegiatan dan mampu melaksanakannya,” imbuhnya.
Dari tiga faktor ini kata Reza, civil society yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, dari mulai ormas, organisasi kepemudaan, hingga media harus berkolaborasi untuk bisa meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan proses pilkada.
“Jadi mari buka lagi pentahelix nya, siapa lagi sih yang harus dilibatkan, rumusan membangun kotapun menggunakan rumus pentahelix,” jelasnya.
Baca juga : 63 TPS Pilkada Serentak di Jabar Masuk Kategori Sangat Rawan
Agar kata Reza target KPU Jabar untuk meningkatkan partisipasi pemilih di Pilkada Serentak ini sesuai dengan batas nasional sebesar 81 persen.
“Contoh data tahun kemarin, tingkat persentasi nya 72 persen emang meningkat sih dari 62 persen, tapi tetep di bawah batas nasional 81 persen,” pungkasnya.