DKI Jakarta Antisipasi Musim Kemarau 2024, Upaya Bersama Atasi Polusi Udara

By Ade Kurniawan
2 Min Read
CFD Sudirman Jakarta. Foto: Jakartaku

Menyongsong musim kemarau yang akan memuncak pada Juni 2024, DKI Jakarta telah mulai melakukan persiapan untuk menghadapi dampak yang mungkin timbul.

Albert Nahas, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, menjelaskan bahwa fenomena iklim global seperti El Nino, La Nina, dan Dipole Mode Positif/Negatif memiliki pengaruh terhadap kualitas udara, khususnya terkait dengan PM2.5, salah satu partikel polutan.

Menurut Albert, La Nina berdampak pada konsentrasi PM2.5 di Indonesia, membagi wilayah menjadi Timur dan Barat dengan respon yang berbeda terhadap konsentrasi PM2.5.

- Advertisement -

“Fenomena iklim global bisa mempengaruhi iklim di Indonesia yang juga berakibat ke kondisi PM2.5. D antaranya El Nino, La Nina dan Dipole Mode Positif/Negatif,” ujarnya kepada awak media, Selasa (7/5).

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Sabet Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah Terbaik 2024, Ini Harapannya

Dalam konteks ini, konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

Tomi, yang merupakan Project Manager untuk Clean Air Catalyst dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, menegaskan pentingnya keterlibatan pemangku kepentingan dalam mengantisipasi dampak polusi udara akibat musim kemarau.

Leave a comment