Pemerintah Kabupaten Sragen merasa kecewa atas sikap warga yang menolak berdirinya pabrik sepatu asal Korea Selatan, PT TKG Taekwang. Dengan berdirinya pabrik tersebut akan ada potensi menyerap 20.000 tenaga kerja di daerah tersebut.
“Kami sangat kecewa dengan terhentinya investasi ini. Kerugian besar bagi masyarakat Tanon khususnya. Karena PT. TKG Taekwang itu kan investor besar. Industri padat karyanya bisa menyerap 20 ribu tenaga kerja. Multiplier effect-nya luar biasa,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Dwi Agus Prasetyo, pada Jumat, 17 Mei 2024 seperti dilansir dari Radar Solo.
Baca Juga: Warga Tolak Harga Tanah, Pabrik Sepatu Asal Korea Selatan Batal Masuk ke Sragen
Dengan serapan puluhan ribu karyawan tersebut, kata Dwi, dapat meningkatkan perekonomian penduduk setempat. Apalagi, kata Dwi, perusahaan tersebut mampu memberikan upah di atas UMK yang berlaku.
“Jumlah karyawan segitu, perputaran uang gaji diprediksi Rp 170 miliar (per bulan). Peredararan uang segitu di Tanon, otomatis ikut menggerakkan perekonomian. (Kegagalan) ini yang sangat merugikan,” ujarnya.
Baca Juga: Kebakaran di Manahan Kota Solo, Puluhan Warga Dievakuasi
Sebelumnya diberitakan perusahaan manufaktur alas kaki asal Korea Selatan PT. TKG Taekwang gagal membangun pabriknya di Sragen, Jawa Tengah.
Sejak dua tahun lalu sebagian warga Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen tidak menyetujui harga dari lahan yang akan dibebaskan. Lahan tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik.
Lahan yang sudah terlanjur dibeli investor, kata Dwi, dibiarkan mangkrak. Karena investor melarang lahan tersebut dimanfaatkan oleh warga. Status lahan tersebut jadi aset investor.