Awal Mula Kopi di Bogor
Kisah ini bermula dari seorang peziarah India bernama Baba Budan yang membawa biji kopi dari Arab ke teluk Malabar. Siapa sangka, perjalanan biji kopi ini akhirnya sampai ke Bogor dan menulis sejarahnya sendiri di kota hujan ini.
Era Preangerstelsel: Masa Kelam Kopi Bogor
Di era VOC, sistem Preangerstelsel (tanam paksa khusus kopi) diberlakukan di Bogor. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika penyakit karat daun menyerang dan menghancurkan hampir seluruh tanaman kopi di Bogor dan Cianjur. Ada kisah menarik di balik musnahnya kopi Bogor – konon para pekerja yang frustrasi dengan sistem tanam paksa diam-diam berkontribusi pada penyebaran penyakit ini.
Kebun Raya: Saksi Bisu Eksperimen Kopi
Kebun Raya Bogor pernah menjadi tempat eksperimen penanaman kopi Liberika oleh peneliti Belanda. Sayangnya, saat ini tak ada lagi jejak tanaman kopi asli Bogor yang tersisa, bahkan di Kebun Raya sekalipun.
Toko Agus: Warisan Kopi Cap Teko
Salah satu warisan sejarah kopi Bogor yang masih bertahan adalah Toko Agus dengan Kopi Cap Teko-nya yang legendaris sejak 1960. Di toko ini, Anda bisa menyaksikan proses penggilingan kopi tradisional menggunakan tiga mesin kopi kuno. Mereka menggunakan campuran kopi Lampung dan Aceh, dengan dominasi robusta.
Kopi Cap Teko terkenal dengan karakteristik:
- Aroma yang kuat dan harum
- Krema tebal
- Rasa dominan pahit dari proses dark roast
- Sentuhan fruity dan sedikit asam dari campuran kopi Aceh
Meski kopi asli Bogor telah punah, warisan budaya minum kopi tetap hidup melalui kedai-kedai legendaris ini. Mereka menjadi saksi hidup perjalanan panjang sejarah kopi di kota hujan, dan terus melestarikan tradisi minum kopi yang telah berlangsung selama puluhan tahun.