Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun belakangan viral di media sosial karena beragam tata cara peribadatan yang dinilai berbeda dengan penganut Islam pada umumnya. Selain itu pernyataan pimpinan pesantren Al Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang juga kerap kontroversial.
Dilansir dari berbagai sumber, Ponpes Al Zaytun berada di di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Indramayu, Jawa Barat. Al Zaytun berdiri di bawah Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) yang berdiri pada 13 Agustus 1996. Ponpes tersebut diresmikan secara umum pada 1 Juli 1999 oleh mantan presiden BJ Habibie.
Menurut Habibie, dasar peresmian ponpes tersebut karena konsentrasi peningkatan kualitas iman dan takwa, sumber daya manusia terbarukan dan terdapat agenda ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan santri di Ponpes tersebut tercatat sebanyak 7.000 orang dengan luas lahan sekitar 1200 hektar.
Ponpes Al Zaytun memiliki moto “Pesantren spirit but modern system”. Kementerian Agama melalui Suryadharma Ali, Menteri Agama pada tahun 2011, menepis adanya penyimpangan ajaran Islam di Ponpes Al-Zaytun.
Menurut Suryadharma Ali, kurikulum yang diajarkan di pondok pesantren itu tidak menyimpang dari ajaran Islam. Kementerian Agama, kata dia, sangat berhati-hati dalam menyikapi isu keterkaitan Al-Zaytun dengan pemikiran maupun gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
Kementerian Agama juga menyebut pendidikan yang diberikan kepada para siswa, seperti Piagam Madinah dan Hak Asasi Manusia serta jurnalistik. Selain itu, siswa dibekali kemampuan untuk mampu mengajar. Dalam situsnya www.al-zaytun.sch.id Popes Al Zaytun mengklaim menjadi pusat Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian.
Pada tahun 2011 Ponpes Al Zaytun sempat diisukan sebagai Ponpes yang menyimpang, bahkan sebuah buku membahasnya dengan teknik investigasi dengan judul Al-Zaytun: The Untold Stories. Buku tersebut ditulis berdasarkan riset investigasi terhadap Ponpes itu. Buku tersebut mengurai sejarah berdiri dan perkembangan Ponpes Al-Zaytun. Buku ini juga mengungkap misteri kunci yang selama ini diributkan banyak kalangan tentang tokoh, doktrin dan ajaran keagamaan, serta sumber pendanaan pesantren tersebut.
Sistem pendidikan di Ponpes Al-Zaytun menganut Sistem Pendidikan Satu Pipa (One Pipe Education System), yaitu sistem pendidikan yang berkelanjutan dari tingkat usia dini hingga perguruan tinggi.
Di lingkungan Ponpes Al Zaytun terdapat sebuah masjid yang diberi nama Masjid Rahmatan lil ‘Alamin. Masjid tersebut berukuran enam hektar dan berlantai enam dengan kapasitas jamaah mencapai 100.000 orang. Ada pula Masjid Al-Hayat yang mampu menampung 7.000 orang.
Untuk gedung belajar Al Zaytun memiliki gedung dengan nama-nama sahabat Nabi Muhammad yakni gedung Abu Bakar Al-Shiddiq, Gedung Umar Ibnu Khaththab, Gedung Utsman Ibnu Affan, Gedung Ali bin Abi Thalib. Ada pula dua gedung lainnya diambil dari nama Presiden pertama dan kedua RI, Ir. Soekarno dan HM Soeharto.
Sebuah akun Youtube dengan nama channel Fuad Fansuri membahas dan mewawancarai dua alumni Ponpes AL Zaytun yaitu Ikhsan dan Mujahidin. Keduanya pernah mengeyam pendidikan di Ponpes Al Zaytun saat masih di sekolah menengah.
Menurut obrolan dalam channel tersebut beberapa topik dibicarakan seperti tata cara salat, shaf jamaah hingga khatib wanita saat salat Jumat. Menurut Ikhsan kontroversi tersebut sengaja dikeluarkan pihak Ponpes dan bahkan sudah berkoordinasikan dengan pihak Kementerian Agama.
Bahkan menurut Ikhsan, para alumni juga mempertanyakan kontroversial yang dikeluarkan oleh pihak Ponpes. Namun tak jarang dirinya juga mendapatkan kritikan dari pihak internal Ponpes.
Selain itu Ponpes Al Zaytun juga mengembangkan kemandirian pesantren dengan Program Pertanian Terpadu seperti pertanian, peternakan dan perikanan sebagai satu kesatuan yang saling terikat.
Di Ponpes para santri diajarkan berbagai teknologi seperti teknologi kultur jaringan, pemuliaan tanaman dan pembibitan, transfer embrio dan inseminasi buatan, teknologi pemerahan susu, teknologi pasteurisasi untuk pengolahan susu, teknologi pembuatan silase, teknologi pembuatan pupuk dari kotoran ternak, kotoran manusia dan urin manusia, pembuatan pupuk dari daun-daunan dan teknologi pembuatan pupuk bokasi dan kascing.