INVERSI.ID – Pemerintah telah berwacana terkait kebijakan baru untuk mengatur penggunaan ponsel di lingkungan sekolah. Tujuannya jelas, agar anak-anak sekolah lebih sehat secara mental dan tidak terlalu ketergantungan dengan media sosial.
Ternyata, aturan tersebut sudah diterapkan lebih dulu di SMA Trinitas Bandung. Kepala Sekolah SMA Trinitas, Suro Mulyono, mengatakan bahwa pembatasan ponsel di sekolah SMA Trinitas sudah berjalan sejak awal tahun 2000-an, saat ponsel pertama kali ramai dipakai di Indonesia.
“Dari awal handphone muncul, kita udah bikin aturan kalau di kelas nggak boleh dipakai. Dulu, ponsel itu barang mewah, jadi sering bikin cemburu sosial. Supaya adil dan aman, kita minta murid-murid simpan ponselnya pas belajar,” jelas Suro, Kamis (16/1/2025).
Di SMA Trinitas, murid tetap boleh bawa ponsel ke sekolah, tapi harus mengikuti peraturan. Ponsel harus dikumpulkan di ruang kesiswaan sebelum pelajaran dimulai, dan baru bisa diambil lagi setelah pulang. Jika ponsel sedang dibutuhkan untuk pelajaran, maka murid boleh menggunakannya, tapi setelah itu harus disimpan kembali.
Setiap pagi sebelum memulai pelajaran, masing-masing ketua kelas bertugas mengumpulkan ponsel ke dalam box untuk dibawa ke ruang kesiswaan dan disimpan di loker.
“Kalau butuh pakai ponsel buat belajar, harus ada surat tugas yang ditandatangani guru. Jadi, semua tetap terkontrol,” kata Suro.
Selain itu, bagi murid yang memerlukan penggunaan internet untuk tugas kelompok, mereka boleh pakai laptop atau tablet. Menurut Suro, fokus utama aturan ini bertujuan agar murid tidak terdistraksi saat belajar.
“Kadang anak-anak buka ponsel jadi ngecek WhatsApp, main game, atau malah scroll hal lain. Makanya, kita atur supaya penggunaan ponsel tetap positif,” terangnya.
Menariknya, saat jam istirahat, murid-murid di SMA Trinitas justru lebih sering berinteraksi secara langsung daripada sibuk dengan ponsel, hal itu membuat suasana sekolah lebih hidup dan interaktif.
“Kadang ada yang curang bawa dua ponsel. Kalau ketahuan, ponselnya akan disimpan di sekolah selama satu bulan,” tegas Suro.
Menurut Suro, pembatasan penggunaan ponsel ini cukup berdampak positif terhadap fokus belajar murid.
“Di era teknologi seperti sekarang, perlu ada aturan agar ponsel dipakai sesuai kebutuhan, bukan buat hal-hal yang tidak penting,” tutupnya.***