Istri dukun pengganda uang Mbah Slamet akhirnya buka suara terkait sang suami seorang dukun pengganda uang. Ia mengaku tidak tahu pekerjaan suaminya itu.
Sang istri bernama Seneh (49) mengaku bahwa dirinya tidak tahu banyak aktivitas yang dilakukan oleh suaminya menjadi seorang dukun pengganda uang, meski sudah 25 tahun menikah.
Jarang Komunikasi dengan Tamu Suami
Seneh hanya mengungkapkan bahwa sang suami kerap menerima tamu. Namun ia mengakui pekerjaan sang suami tidak jelas.
“Saya kurang tahu, saya juga kaget. Kerjaan bapak tidak jelas dan serabutan. Saya sudah berkeluarga selama 25 tahun,” kata Seneh.
Seneh mengaku bahwa dirinya jarang berkomunikasi dengan para tamu dari suaminya itu. Bahkan ia juga tidak pernah mempertanyakan hal itu.
“Saya juga tidak pernah tanya-tanya,”kata Seneh.
Pergoki Suami Ritual
Meski demikian, Seneh mengatakan bahwa dirinya kerap memergoki sang suami melakukan ritual bersama para tamu di sebuah ruangan di depan rumah mereka.
“Katanya ada ritual yang dilakukan di dalam ruangan depan rumah, tapi cuma sebentar. Memang kerap kasih uang, tapi tidak tahu dari mana dan tamu tidak pernah menginap,”ungkapnya.
Setahun Tidak Pulang ke Rumah
Seneh juga mengungkapkan hal yang mengejutkan, dimana sang suami sudah tidak pulang ke rumah setelah bertemu dengan seseorang asal Pagetan.
“Saya biasa-biasa saja karena tidak tahu dengan aktivitas bapak. Cuma sempat kaget saat diseret-seret di kebun oleh polisi,”tutur Seneh.
Dalam kesempatan itu, Seneh mengatakan terakhir kali bertemu dengan sang suami saat awal Ramadan. Setelah itu, ia mengaku suaminya tidak tahu pergi kemana.
Disisi lain, menurut Kepala Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono mengungkapkan dalam kesehariannya, Mbah Slamet jarang kelihatan dan usahanya juga kurang jelas.
“Terkait profesinya, banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu, tapi istrinya sempat dagang kubis,” kata Mahbudiono.
Diberitakan sebelumnya, Mbah Slamet terungkap membunuh korban berinisial PO (53) warga Sukabumi, Jawa Barat karena kesal terus ditagih menggandakan uang.
Korban dikubur di kebun Mbah Slamet di hutan Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.