Inversi.id – Diduga depresi akibat penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh, Supandi (34), pria warga Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, memutuskan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam rumahnya.
Sebelum ditemukan tergantung di blandar kayu dalam rumahnya menggunakan tali plastik, Supandi menyuruh istrinya untuk membeli buah anggur di pasar.
“Saya kaget, saat datang beli buah anggur, saya melihat pintu rumah dalam kondisi terkunci, dan ketika saya panggil sambil gedor-gedor pintu, tidak ada respons dari suami,” ujar Sitiyah, istri Supandi, Minggu (6/10/2024).
Karena tidak ada respons dari suaminya, Sitiyah memutuskan untuk mendobrok pintu rumahnya, dan betapa terkejutnya dirinya ketika berhasil masuk rumah, ketika melihat tubuh suaminya ditemukan dalam kondisi menggantung dan sudah tidak bergerak.
“Suami saya sering mengucapkan ingin bunuh diri, karena penyakit yang diderita tak kunjung sembuh. Bahkan, satu bulan lalu kembali opname selama tiga hari, sebelum akhirnya suami saya ditemukan gantung diri,” kata ibu satu anak tersebut.
Kapolsek Kendit Situbondo Iptu Harsono mengatakan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi, Supandi bunuh diri, karena penyakit tumor liver dan hepatitis B, yang dideritanya tak kunjung sembuh.
“Berdasarkan keterangan keluarganya, Supandi nekat gantung diri, karena penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Bahkan, sebelum ditemukan ganrung diri, dia sering mengucapkan ingin bunuh diri kepada keluarganya,” jelasnya.
Menurut Harsono, karena pihak keluarga menolak untuk diautopsi, dan keluarga mengaku ikhlas dengan jalan hidup Supandi, sehingga pihaknya menyerahkan jasad almarhum kepada keluarga.
Namun, sebelum jasad almarhum diserahkan, perwakilan keluarga disuruh menulis surat pernyataan.
“Selain itu, dalam kasus gantung diri ini, kami mengamankan barang bukti tampar 4 meter, dan kursi kayu, yang digunakan almarhum untuk gantung diri,” katanya.