Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), disebut buat penipuan lebih sulit untuk dikenali. Untuk itu, manusia yang membuatnya harus bertanggung jawab.
Padahal, penggunaan AI ini sangat membantu pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih, sudah banyak perusahaan teknologi yang berencana menggunakan artificial intelligence (AI) sebagai karyawannya, untuk membantu tugas manusia.
Manusia Harus Bertanggung Jawab
Dengan hadirnya artificial intelligence (AI), manusia yang menciptakannya disebut harus bertanggung jawab, soal apa yang telah dilakukan oleh artificial intelligence (AI).
Kemudian, juga ada sebuah regulasi yang mewajibkan manusia untuk manusia soal apa yang akan dilakukan oleh artificial intelligence (AI), demi mengatur teknologi kecerdasan ini dengan benar dan terukur.
Artificial intelligence (AI) Jadi Karyawan
Sebuah perusahaan teknologi International Business Machines (IBM), berencana bakal gantikan 7.800 posisi dengan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, usai PHK massal.
Sebab, saat ini banyak perusahaan teknologi yang berencana memanfaatkan AI untuk menggantikan tenaga kerja manusia dalam beberapa posisi dalam dunia pekerjaan.
Jenis-jenis pekerjaan yang akan digantikan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, bukan posisi yang tidak berhadapan langsung dengan para konsumen yang yang telah menjalin sebuah kerja sama.
Masa Depan Kecedasan Buatan
Dalam dunia kedokteran, masa depan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, sangatlah ada. Sebab, dapat berpotensi gantikan profesi dokter di masa depan, usai dianggap kecerdasan buatan tersebut berikan tanggapan yang berempati pada pasien yang sakit.
Hasil itu, berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan oleh JAMA Internal Medicine, yang menyebut bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Begitu juga, menurut Bill Gates memprediksi ChatGPT dapat menjadi guru, karena dapat selesaikan masalah umat manusia. Meski tak semua masalah dapat terselesaikan oleh ChatGPT.
ChatGPT sendiri merupakan kecerdasan buatan, yang dianggap dapat menyelesaikan dan membantu segala permasalahan pada manusia.
Pendiri Microsoft Bill Gates meramalkan kecerdasan buatan ChatGPT bisa berperan menjadi guru dalam 18 bulan (1,5 tahun) mendatang terhitung dari sekarang. Dalam tahap awal, ChatGPT yang merupakan bagian dari artificial intelligence (AI), bakal membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran dalam membaca dan menulis.
Gates percaya, artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT dapat memberikan solusi yang terjangkau bagi orang tua yang tidak mampu membayar tutor manusia. Gates juga yakin bahwa chatbot bertenaga AI itu akan menjadi guru virtual yang baik layaknya guru atau tutor manusia.