Nvidia baru saja memperkenalkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) generatif, yang memungkinkan pemain game dapat berbicara lebih natural dengan non-playable character (NPC). Sehingga, gamer akan menjadi lebih seru.
Dengan teknologi yang bernama Avatar Cloud Engine (ACE) yang gunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), gamer juga disebut bakal bisa menerima respon yang sesuai saat berdialog dengan NPC.
Dukungan AI Buat Interaksi Alami
Sekedar informasi, Nvidia ACE for Games adalah layanan penyematan model AI khusus yang menghadirkan kecerdasan ke karakter NPC, melalui interaksi bahasa alami yang didukung AI.
Para pengembang pun akan bisa memanfaatkan ACE for Games, untuk membuat dan menerapkan model ucapan, percakapan, dan animasi yang disesuaikan AI.
Perubahan Radikal AI
Selain di dunia game, artificial intelligence (AI) rupanya telah mengalami perubahan radikan bersama Google.
Akibatnya, bikin sejumlah industri menjadi was-was. Begitu juga manusia yang terancam pekerjaannya diambil alih oleh artificial intelligence (AI).
Artificial intelligence atau AI dapat berpotensi hancurkan media online, disebut Google sebagai perubahan paling radikal dalam dunia internet sejak Google Search beroperasi di awal tahun 2000-an.
Kemudian, masih soal artificial intelligence atau AI berpotensi hancurkan media online, bagaikan sebuah bom nuklir yang siap meledak. Padahal, industri media online juga tengah berjuang untuk bertahan hidup.
Teknologi artificial intelligence atau AI pada Google Search, nantinya bakal lebih memudahkan dalam mencari sebuah informasi, tanpa harus masuk dalam sebuah web yang bersangkutan.
Padahal, penerbitan online dan media online, mendapatkan keuntungan dari pengguna yang mengklik dan masuk dalam webnya.
Luncurkan Google Bard, membuat Google sangat berhati-hati. Sebab, Google inginkan model yang lebih kompleks dengan benar.
Google Bard juga telah terintegrasi dengan produk Google lainnya. Seperti Gmail.
Selain itu, artificial intelligence atau AI juga siap lakukan revolusi karena dianggap meringankan beban kerja karyawan, dalam mengemban pekerjaannya.
Dengan kata lain, jika sebuah perusahaan menggunakan Artificial intelligence atau AI, akan mendapatkan pada pertumbuhan dan penciptaan sebuah nilai yang tidak didapatkan seorang karyawan.