Operasi Penipuan Online
Menurut laporan PBB, ratusan ribu orang dari Asia Tenggara direkrut untuk bergabung dalam operasi penipuan online seperti penipuan investasi percintaan, penipuan kripto, pencucian uang, dan perjudian ilegal.
Perekrutan untuk operasi kriminal ini sebagian besar dilakukan melalui peran profesional yang diiklankan seperti pemrogram, pemasar, atau spesialis sumber daya manusia, melalui prosedur yang tampak sah dan bahkan rumit.
Meningkatnya penggunaan pembayaran digital, kurangnya kebijakan yang melindungi hak-hak pengguna online, dan banyaknya orang yang terpaksa bergabung dalam operasi penipuan online menambah kompleksitas masalah di Asia Tenggara dan penyelesaiannya.
Kamluk berpendapat bahwa skala penipuan online dan serangan phishing di Asia Tenggara akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, karena kurangnya pengetahuan teknis dan hukum dari banyak orang yang terlibat dalam serangan tersebut.
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 11 Pro 5G, Resmi Rilis di Indonesia
Secara khusus di Singapura, beberapa sorotan dari tahun 2023 antara lain gangguan layanan keuangan, serangan DDoS, hingga deface situs web.
Lalu, Korea Selatan bersiap menggelar pemilihan umum pada 2024. Menurut Kaspersky, secara historis, peristiwa politik seperti ini juga menarik perhatian pelaku ancaman siber.
Mereka melihatnya sebagai peluang utama untuk melancarkan serangan siber secara langsung, dengan tujuan mengganggu proses politik. Selain itu, para pelaku ancaman sering kali menggunakan teknik rekayasa sosial yang canggih untuk mencapai tujuan mereka.
Diperkirakan juga akan ada ancaman siber khusus yang menargetkan lingkungan teknologi informasi (TI) lokal.
Aktivitas berbahaya ini dapat mendatangkan malapetaka di berbagai industri, menyebabkan kerusakan besar.