Data pribadi warga AS
Alasan potensi pelarangan Tiktok ialah AS khawatir Pemerintah China bisa mengumpulkan data pribadi warga AS ataupun perusahaan melalui akun platform berlogo hitam dan putih itu. Sedangkan jumlah pengguna layanan hosting video di negara itu mencapai 170 juta orang.
Menurut Washington, Beijing memiliki kemampuan untuk memerintahkan dan memaksa perusahaan-perusahaan China melakukan kegiatan mata-mata. Kementerian Luar Negeri China menanggapi dengan protes dan dikutip CNN edisi 13 Maret 2024, menuduh AS melakukan perundungan.
“Kami berkomitmen menjaga perlindungan data pribadi para pengguna. Apabila Tiktok ditutup, ini akan berdampak kepada ribuan orang yang bekerja untuk perusahaan. Belum lagi dengan jutaan pengguna yang mencari nafkah melalui Tiktok,” kata CEO Tiktok Shou Zi Chew melalui akunnya di X.
Baca juga: Produksi Mobil China Makin Maju, Joe Biden Sebut Bisa jadi Mata-Mata