Kemampuan AI Melonjak
Kemampuan AI telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga regulator, perusahaan, dan konsumen masih mencari cara untuk menggunakan teknologi ini dengan bijak.
Kekhawatiran juga terus meningkat tentang bagaimana berbagai industri dan pekerjaan akan berubah seiring dengan berkembangnya AI di pasar.
Pada bulan Januari, para peneliti di Lab Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan MIT menemukan bahwa tempat kerja mengadopsi AI lebih lambat dari yang diperkirakan dan dikhawatirkan oleh beberapa pihak.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa sebagian besar pekerjaan yang dianggap rentan terhadap AI tidak menguntungkan secara ekonomi untuk diotomatisasi pada saat itu.
Para ahli juga percaya bahwa banyak pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan emosional tinggi dan interaksi manusia, seperti profesional kesehatan mental, pekerja kreatif, dan guru, tidak perlu digantikan.
Musk telah secara terbuka menyatakan kekhawatirannya mengenai AI. Dalam pidatonya pada hari Kamis, ia menyebut teknologi tersebut sebagai ketakutan terbesarnya.
Dia mengutip buku “Seri Budaya” karya Iain Banks, yang menggambarkan pandangan fiksi utopis tentang masyarakat yang dijalankan oleh teknologi canggih, sebagai representasi yang paling realistis tentang AI di masa depan.
Namun, di masa depan tanpa pekerjaan, Musk mempertanyakan apakah orang akan merasa puas secara emosional.
“Pertanyaannya adalah tentang makna jika komputer dan robot bisa melakukan segalanya lebih baik daripada Anda, apakah hidup Anda memiliki makna?” tanyanya.
“Saya pikir mungkin masih ada peran manusia dalam hal ini, karena kita dapat memberikan makna pada AI,” pungkasnya.
