Baru-baru ini Google mengkritik Peraturan Presiden (Perpres) Indonesia di era Joko Widodo (Jokowi) tentang Jurnalisme Berkualitas yang dinilai dapat membatasi keberagaman sumber berita bagi publik.
Setelah itu, peraturan itu pun dikomentari oleh Deddy Corbuzier. Ia mengatakan konten kreator di tanah air akan mati alias kehilangan mata pencaharian.
“Intinya… Semua KONTEN CREATOR MATI.. Ya termasuk saya, kita, anda.. Dan seperti aturan pemerintah lain… Aturan tiba tiba ada… Correct me if I’m wrong.. Algoritma, Brand Iklan dll akan di arahkan ke Yg punya… Ya tau lah ya,” tulis Deddy Corbuzier di akun Instagramnya.
Menurutnya pihak Google mengkritik kebijakan baru tersebut namun jika terlanjut berjalan, maka akan dibiarkan.
“Buat saya ga terlalu big deal.. Bisnis Saya gak disini aja.. Tapi buat konten creator baru, atau medsos seleb atau siapapun yg hidup dari media sosial… Say Goodbye,” lanjut Deddy Corbuzier.
Deddy Corbuzier Sindir Perpres Baru
Diketahui bahwa Deddy Corbuzier juga sempat menyindir kebijakan baru yang bisa menjadi masalah besar di kemudian hari, saat diundang ke dalam acara podcast Kasi Solusi.
“I’ll put the link in IG story. Krmn di Podcast @kasisolusi saya nyindir2 dikit… Hari ini kejadian,” lanjut Deddy Corbuzier.
Selebgram dan Konten Kreator Setuju dengan Deddy Corbuzier
Menggapi pernyataan dari Deddy Corbuzier, para selebgram dan konten kreator setuju dengan pendapat Deddy Corbuzier. Hal itu dilihat dari kolom komentar unggahan Deddy Corbuzier.
“Pers ga hanya memproduksi berita, tapi bisa juga infomasi dan hiburan. Produksi konten informasi dan hiburan ini yang bisa menggerus creator secara umum. Hehe,” tulis @bobonsantoso.
“Intinya skr ga bisa semua orang bikin konten ,,,yg boleh bikin konten wartawan jurnalis dan sahabat2 nya ,,apa bgtu ,,apa ga semua masalah ga boleh di up ,,apa grgr al zaytun semenjak the power is sosmedd semua beraturan terbuka ,,trs kuota saya guna nya buat apa hahahhahah padahal saya pinter dari sosmed ,,yutub ,,goeglee,” timpal akun @hambaa840.
Surat Terbuka Google soal Perpres Jurnalisme Berkualitas
Diberitakan sebelumnya bahwa Google sempat mengkritik Perpres tentang Jurnalisme Berkualitas yang dianggap membatasi keberagaman sumber berita bagi publik.
“Alih-alih membangun jurnalisme berkualitas, peraturan ini dapat membatasi keberagaman sumber berita bagi publik karena memberikan kekuasaan kepada sebuah lembaga non-pemerintah untuk menentukan konten apa yang boleh muncul online dan penerbit berita mana yang boleh meraih penghasilan dari iklan,” isi keterangan Google.