Respon Microsoft dan OpenAI
Serangan terhadap layanan awan meningkat 75 persen, dengan serangan yang “cloud-conscious” melonjak hingga 110 persen. Penyalahgunaan AI generatif juga semakin umum, dengan tujuan untuk menembus pertahanan dan melancarkan serangan yang lebih canggih.
Untuk menghindari menjadi korban serangan siber, CrowdStrike merekomendasikan beberapa langkah seperti mengadopsi pendekatan platform keamanan siber yang didukung oleh intelijen ancaman dan pemantauan, serta meningkatkan perlindungan terhadap data identitas dan infrastruktur cloud. Visibilitas yang lebih baik di area-area berisiko juga ditekankan.
CrowdStrike menawarkan solusi keamanan siber yang mencakup intelijen yang berpusat pada peretas, analisis berbasis manusia, dan teknologi canggih untuk menghadapi berbagai ancaman.
Baca Juga: Fakta-fakta Gamer Incaran Empuk Serangan Siber, Mulai dari Ancaman hingga Data Pribadi Tergadaikan
Platform CrowdStrike XDR Falcon, yang menggabungkan kemampuan CrowdStrike Falcon Intelligence dengan tim elit CrowdStrike Falcon OverWatch, dapat mempercepat investigasi, memulihkan ancaman, dan menghentikan serangan.
Selain itu, Microsoft dan OpenAI mengungkap bahwa hacker dari Rusia dan Korea Utara menggunakan alat AI generatif (GAI) untuk melakukan serangan.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Mereka menggunakan GAI untuk debugging kode, mencari informasi di platform open source, menyusun email phishing, dan menerjemahkan teks. OpenAI telah mengambil langkah untuk menutup akses kelompok tersebut ke sistem GAI mereka setelah mengetahui penggunaannya untuk tujuan yang tidak sah.
Sebagai respons, Microsoft telah melacak 300 kelompok hacker, termasuk 160 yang didukung oleh negara, dan OpenAI sedang berupaya untuk mendeteksi dan menutup akun para pelaku serangan siber tersebut.