Para petinggi Huawei memprediksi kemampuan pada komputer akan meningkat sebanyak 10 kali lipat akibat kemajuan AI atau Artificial Intelligence (AI), seperti ChatGPT.
Sebab, saat ini adalah era baru dalam komputasi dan cara konsumen menggunakan teknologi demi sebuah kemudahan.
Ungkapan itu dikatakan oleh Rotating Chairman Huawei, Hu Houkun, selama Forum Business Leaders APEC di Beijing, Tiongkok.
Kemajuan Artificial Intelligence
Dalam kemajuan Artificial Intelligence atau AI, tepatnya pada tahun 2030, kemampuan komputasi umum akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Bahkan, kekuatan komputasi AI juga diprediksi akan meningkat 500 kali lipat dalam jangka waktu yang sama.
Kemudian, eksekutif Huawei ini juga menyoroti munculnya bentuk bisnis baru yang terkait dengan pencitraan metaverse dan holografik. Meski belum banyak dilirik pengguna umum, teknologi ini terus dikembangkan.
AI Berbahaya Seperti Nuklir
Potensi bahaya AI (artificial intelligence), diungkapkan oleh CEO OpenAI sekaligus pencipta ChatGPT, Sam Altman yang berikan himbauan membentuk sebuah lembaga pengawasan untuk memantau teknologi ini dari segala perkembangannya.
Sebab, artificial intelligence, yang dianggap dapat membantu hidup manusia, ternyata menyimpan sejumlah potensi bahaya AI yang siap mengintai kapan saja. Saking berbahayanya, AI disebut seperti nuklir yang menakutkan.
Oleh CEO OpenAI, lembaga intelejen yang bakal dibentuk berfungsi seperti International Atomic Energy Agency (IAEA), yakni badan internasional yang mengawasi penerapan energi nuklir. AI juga berpotensi hancurkan industri media online, yang disebut sebagai perubahan paling radikal yang pernah terjadi.
Terlebih pada Google Search yang berbasis Artificial intelligence atau AI. Google sendiri, ungkapkan hal tersebut dan juga umumkan sejumlah fitur baru dalam konferensi Google I/O 2023 di Amerika Serikat.
Lalu, mahasiswa pilih pakai ChatGPT di negara Jepang untuk bikin tugas yang berdasarkan hasil sebuah survei, yang menyebutkan lebih dari 30 persen mahasiswa di Jepang telah menggunakan ChatGPT untuk membuat tugas.
AI (artificial intelligence) yang berikan sumbangan 4,4 triliun dolar AS pada ekonomi global, hingga dapat berbahaya seperti nuklir. Bahkan, membuat PBB beraksi soal Hak Asasi Manusia (HAM).
Soal AI menyumbangkan 4,4 triliun dolar AS atau Rp 61.600 triliun pada ekonomi global dikatakan oleh McKinsey Global Institute yang juga melaporkan teknologi AI generatif memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi di masa depan.
McKinsey memprediksi teknologi AI akan memberikan kontribusi senilai 4,4 triliun dolar AS atau Rp 61.600 triliun ke ekonomi global setiap tahunnya.