Fakta kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) Korea Utara yang disebut jahat tanpa instruksi manusia untuk kembangkan kejahatan siber. Dalam hal ini adalah senjata siber yang jahat dan berpotensi merugikan.
Ungkapan tersebut, dikatakan oleh Deputi Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Anne Neuberger dalam sebuah keterangan.
Korea Utara menggunakan AI untuk menulis kode software yang berbahaya.
Fakta-fakta AI Korea Utara yang Jahat
Dalam hal ini, potensi AI Korea Utara yang jahat dapat jauh meningkatkan kemampuan serangan siber negara tertutup dari dunia itu.
Bahkan, kecerdasan buatan Korea Utara disebut dapat bergerak tanpa adanya instruksi dari seorang manusia yang mengendalikan kendali secara penuh.
Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim
Kini, Korea Utara sepertinya tengah mengandalkan serangan siber sebagai pemasukan untuk negara mereka.
Biasanya, serangan siber oleh AI Korea Utara menyasar pada perusahan yang lebih tinggi dan rentan.
Tingkatkan Pertahanan Siber
Untuk itu, pihak Amerika Serikat sendiri kini tengah berusaha untuk tingkatkan pertahanan siber dengan andalkan kemampuan AI yang disebut tak terbatas.
Sebelumnya, para hacker Korea Utara dilaporkan mencoba meretas server milik erusahaan farmasi raksasa, Pfizer, untuk mencuri informasi terkait pengobatan dan vaksin virus Covid-19.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Ini dilaporkan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) kepada anggota parlemen dalam sesi tertutup baru-baru ini yang terdeteksi adanya lonjakan sebesar 32 persen tahun-ke-tahun dari upaya serangan siber (cyberattack) yang dilakukan oleh Korea Utara.
Meski demikian, Korea Utara dorong hubungan berwawasan ke depan dengan Rusia, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua negara hingga upaya membangun negara yang kuat antara Korea Utara dan Rusia.