‘The Electric State’ Film Netflix dengan Anggaran Termahal Banyak Mendapat Kritikan

By Jack

INVERSI.ID – Netflix baru saja merilis film fiksi ilmiah terbarunya, The Electric State, pada 14 Maret 2025. Film ini menarik perhatian publik bukan hanya karena jalan ceritanya, tetapi juga karena anggaran produksinya yang dilaporkan mencapai 320 juta dolar AS. Dengan jumlah tersebut, The Electric State menjadi film termahal yang pernah diproduksi oleh Netflix hingga saat ini.

Disutradarai oleh Anthony dan Joe Russo, yang sebelumnya sukses menggarap Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame, film ini mengambil latar era 1990-an dalam sebuah dunia alternatif yang didominasi oleh robot.

Millie Bobby Brown berperan sebagai Michelle, seorang remaja yatim piatu yang berpetualang mencari adiknya, ditemani oleh robot setia bernama Cosmo. Sementara itu, Chris Pratt memerankan karakter Keats, seorang mantan tentara yang turut membantu Michelle dalam perjalanannya.

Meskipun hadir dengan anggaran fantastis, The Electric State menerima tanggapan yang beragam dari para kritikus. Beberapa menganggap film ini kurang menghadirkan nuansa baru dalam genre fiksi ilmiah. The Times menyoroti bahwa akting Millie Bobby Brown kurang memberikan kesan mendalam, sementara alur ceritanya dianggap klise.

Di sisi lain, New York Post menyebut film ini sebagai proyek mahal yang mengecewakan, dengan plot yang dianggap sebagai daur ulang dari film-film fiksi ilmiah sebelumnya tanpa elemen inovatif yang berarti.

Namun, ada pula apresiasi terhadap aspek visual film ini. Associated Press memuji desain robot dan efek visualnya yang mengesankan. Kendati demikian, kritik tetap mengemuka terkait kurangnya kedalaman emosional dalam penceritaan, membuat film ini terasa seperti hasil produksi berbasis algoritma tanpa sentuhan yang benar-benar membekas.

Dengan anggaran sebesar ini, The Electric State sejajar dengan film-film blockbuster seperti Star Wars dan Avatar, namun tanpa rilis di bioskop. Netflix berharap investasi besar ini dapat terbayar melalui peningkatan jumlah pelanggan dan durasi tontonan.

Meski demikian, dengan ulasan kritis yang kurang positif, efektivitas strategi ini masih menjadi pertanyaan besar bagi masa depan film-film beranggaran tinggi yang tayang langsung di platform streaming.***

TAGGED:
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *