Penanaman Kembali Setelah Panen
Oleh karena itu, pemerintah pusat menekankan pentingnya penanaman kembali setelah panen dan mendukung petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dengan berbagai mekanisme yang telah disiapkan oleh Kementerian Pertanian.
“Harapannya harus ada mekanisasi lebih modern dan ini akan mempercepat dimulainnya penanaman kembali usai panen padi oleh para petani,” kata Presiden Joko Widodo.
Setelah meninjau panen padi tersebut, Presiden RI Joko Widodo kemudian menuju lokasi peresmian Bendung Daerah Irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Fakta-fakta Salam Jokowi ke Cak Imin, Usai Sang Kakak dan Menteri Ida Sambangi Istana
Menurut Joko Widodo, dengan selesainya proses rehabilitasi dan rekonstruksi jaringan irigasi di wilayah tersebut, dapat meningkatkan pelayanan irigasi untuk lahan seluas 8.180 hektar persawahan dan meningkatkan indeks pertanian hingga 300 persen.
“Saya harap dengan rehabilitasi dan rekonstruksi daerah irigasi Gumbasa ini akan meningkatkan produktivitas pertanian kita, mendukung keamanan ketahanan dan kedaulatan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Joko Widodo.
Sekedar informasi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa masa tanam atau indeks pertanaman (IP) padi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah mengalami peningkatan yang signifikan. Menurutnya, sebelumnya tanaman padi hanya ditanam sekali dalam setahun, namun saat ini telah meningkat menjadi dua hingga empat kali.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
“Di masa sekarang, pola tanam di wilayah ini, khususnya di Kabupaten Sigi, telah mengalami perubahan yang signifikan. Dari sebelumnya hanya satu kali tanam padi dalam setahun, kini kita sudah mencapai dua hingga tiga bahkan empat kali,” ungkap Amran.
Amran menjelaskan bahwa peningkatan ini dapat terjadi berkat penerapan mekanisasi pertanian, seperti penggunaan combine harvester, traktor roda empat, dan rice transplanter.
Dengan adanya alat-alat tersebut, petani dapat melakukan tanam padi hingga tiga kali dalam setahun, yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan produksi. Selain itu, penggunaan teknologi ini juga mampu mengurangi biaya produksi hingga 40 hingga 50 persen per hektare.
Dengan demikian, peningkatan ini tidak hanya meningkatkan hasil pertanian secara keseluruhan tetapi juga memberikan dampak positif terhadap ekonomi petani dengan penurunan biaya produksi yang signifikan.