Gejala stres
Gejala kognitif yang mungkin muncul akibat stres yaitu pikiran yang berkecamuk, kesulitan berkonsentrasi, masalah ingatan, dan rasa khawatir yang terus-menerus. Pada gejala perilaku, penderita stres akan mengalami perubahan nafsu makan, peningkatan penggunaan narkoba, penarikan diri dari pergaulan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Eiseman melanjutkan stres dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Pada dampak positif, stres membantu orang bekerja lebih keras, serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas untuk mencapai target mereka.
Namun, beberapa penyebab stres dapat berlangsung dalam jangka waktu lama dan berdampak jangka panjang pada kesejahteraan fisik dan mental seseorang. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, sistem kekebalan tubuh melemah, masalah pencernaan bahkan kondisi nyeri kronis.
Baca juga Tips Berkendara saat Puncak Arus Balik Lebaran 2024, Dijamin Anti Microsleep
Eiseman memberikan kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengelola stres melalui perawatan diri. Menyempatkan diri menikmati momen singkat secara rutin untuk diri sendiri bisa memberi bantuan yang lebih baik dalam mengelola stres, selain misalnya pijat relaksasi dan manikur.
Sempatkan diri untuk mendengarkan suara-suara yang menenangkan selama lima menit atau berjalan kaki singkat di sekitar rumah selama 10 menit di sela-sela waktu istirahat kerja. Hindari melihat media sosial terlalu lama untuk mengurangi penerimaan informasi dari konten yang memicu stres.
Seseorang juga bisa mengatur lini masa media sosial untuk mengurangi konten yang memicu stres. Membangun rutinitas sebelum tidur, menumbuhkan kebiasaan makan yang sehat, dan memasukkan gerakan teratur ke dalam rutinitas harian juga merupakan komponen penting dari perawatan diri.