Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menyatakan tren tabungan untuk masyarakat kelompok bawah sedikit meningkat dengan indeks 41,3 kendati tingkat belanja mencapai 114,7. Pihaknya mengamati kecenderungan itu beberapa bulan terakhir.
“Kalau kita lihat memang tren tabungan masyarakat yang sebetulnya sudah kita amati di tahun lalu, terutama untuk kelas bawah, terus mengalami penurunan. Tapi, kalau kita lihat dalam beberapa bulan terakhir, ada sedikit titik cerah di mana tren tabungan untuk masyarakat bawah mulai meningkat,” kata Yudo dalam agenda rutin Mandiri Macroeconomic Outlook secara virtual di Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024.
Baca Juga: Kota Solo Jadi Tuan Rumah HUT ke-44 Dekranas, Ini Rangkaian Acara Meriah Pekan Depan
Proporsi tabungan terhadap pendapatan kelompok menengah bawah, Yudo melanjutkan, mencapai 17 persen pada tahun 2024. Prosentasi ini lebih baik daripada tahun 2023 yang sebesar 16,2 persen.
Rata-rata tabungan per bulan untuk kelompok ini tercatat sebesar Rp500 ribu pada tahun ini. Angka ini bergerak secara stagnan dibandingkan tahun 2023.
Namun, Yudo memaparkan, untuk kategori kelompok menengah, tren tabungan cenderung menurun ke angka 94,2 dengan tingkat belanja 122,2.
Angka itu dengan proporsi tabungan terhadap pendapatan sebesar 19,2 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya 19,3 persen.
Baca Juga: Hari Ini, 4 Kloter Dijadwalkan Berangkat ke Tanah Suci dari Embarkasi Solo
Sedangkan di kelompok atas mengalami peningkatan dari segi belanja dan tabungan, masing-masing mencapai angka 110,0 dan 109,9 dengan proporsi tabungan terhadap pendapatan 19 persen pada tahun ini dari 19,8 persen pada tahun lalu.
Dia melanjutkan, dalam jangka panjang dari 2017 dan di 2023, rata-rata penghasilan bersih masyarakat kan itu tumbuh 15,9 persen (di tahun 2023).
“Kalau kita bandingkan dengan di tahun 2017, sementara harga itu tumbuh lebih cepat, 18,5 persen. Di sisi yang lain, masyarakat juga melakukan pinjaman tinggi, proporsinya tumbuh besar, sementara proporsi tabungan terhadap pendapatan ini makin lama makin turun,” ucap dia.
Dia menjelaskan bahwa mungkin ada sejumlah proporsi tabungan yang digunakan untuk membayar cicilan yang mengalami peningkatan.
Hampir di seluruh kategori kelompok pendapatan, misalnya kelas menengah, memiliki proporsi pembayaran cicilan terhadap pendapatan pada tahun 2023 sebesar 10,9 persen dan 13,6 persen pada 2024.
Baca Juga: Bawa 62,3 Ton Obat dan Alkes, Kemenkes Antisipasi Masalah Kesehatan Jemaah Haji di Arab Saudi
Begitu pula dengan kelas atas yang mencapai peningkatan 11,0 persen pada 2023 dan 14,0 persen pada tahun 2024.
Terkait dengan rata-rata pembayaran cicilan per bulan, ucap Yudo, juga mengalami peningkatan untuk kelompok kelas menengah dan atas.
Rata-rata pembayaran cicilan untuk kelompok middle class di tahun 2024 itu, kata dia, menjadi Rp2 juta per bulan. Nilai ini meningkat dari Rp1,5 juta (pada tahun 2023), sementara di upper class itu meningkat drastis Rp8,1 juta dari Rp6 juta di tahun 2023.
“Jadi memang story-nya adalah tekanan spending, terutama di kelompok menengah dan juga menengah bawah. Beberapa digunakan untuk membayarkan cicilan, sementara pendapatan tidak sejalan dengan kenaikan dari harga-harga,” ujar dia.