Profil Edbert Laos, anak sulung dari Benny Laos dan Sherly Tjoanda kini tengah menjadi sorotan publik di Indonesia.
Hal tersebut terkait dengan kabar duka yang datang dari politisi, Benny Laos yang meninggal dunia dalam musibah kebakaran Speedboad yang ditumpanginya.
Baca juga: Biodata dan Profil Sherly Tjoanda, Sosok Istri dari Benny Laos
Peristiwa naas terbakarnya Speedboad tersebut terjadi pada Sabtu (13/10/2024) kemarin. Benny Laos menjadi salah satu korban meninggal dunia pada kejadian tersebut.
Meski ikut bersama suaminya, namun beruntung Sherly Tjoanda dinyatakan selamat meski mengalami luka-luka, khususnya pada bagian kedua kakinya.
Kejadian tersebut terjadi saat Benny Laos dan Sherly Tjoanda hendak berkampanye di Desa Kawalo, Kecamatan Taliabu Barat, Provinsi Maluku Utara.
Namun naas, terjadi kecelakaan pada Speedboad mereka yang terbakar dan kemudian meledak, membuat Benny Laos meninggal, sedangkan sang istri dinyatakan selamat.
Meninggalnya Benny Laos ternyata turut meninggalkan luka bagi banyak kalangan, termasuk bagi pihak keluarga, khususnya anak pertamanya, Edbert Laos.
Apalagi, Edbert Laos sering tampil di depan publik bersama kedua orang tuannya. Tak hanya itu, semasa hidup, Benny Laos juga dikenal sebagai sosok ayah yang sayang dengan keluarga.
Pada salah satu unggahan Benny Laos di media sosial, dirinya juga sempat memperkenalkan Edbert. Dalam postingan yang diunggah pada 11 September 2024 tersebut, Benny terlihat membagikan foto dirinya bersama putra sulungnya tersebut.
“Kenalkan, ini Koko Edbert, putra pertama saya, anugerah terindah yang Tuhan titipkan,” tulis Benny Laos.
Dalam postingan tersebut, Benny juga mengungkapkan kebahagiannya dapat membawa Edbert berkeliling Maluku Utara.
“Bisa membawa Koko berkeliling Maluku Utara adalah kebagaiaan tersendiri. Menunjukkan tempat Papi lahir, sekolah, bekerja, dan bermain membuat pengalaman ini semakin berharga,” tulisnya.
Baca juga: Siapa Saskia Gisting? Sosok yang Banyak Dicari di TikTok dan Twitter
“Minggu Depan, Papi akan membawa Koko ke Mandioli – Galala tempat Papi bekerja sebelum ke Haltim papi ke Galela setelah berhenti SMA karena tidak ada uang untuk melanjutkan ke SMA kelas 2. Harapan papi, koko bisa mengerti perjuangan papi dari nol sampai dengan hari ini,” lanjutnya menuliskan.