Hercules atau yang bernama asli Rosario de Marshal merupakan sosok mantan preman Tanah Abang, Jakarta yang juga dikenal sebagai Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB).
Hercules Rosario Marshal pernah menjadi preman yang paling ditakuti di wilayah pusat perdagangan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca juga: Biodata dan Profil Rivana Pratiwi, Pembaca Berita di CNN Indonesia
Pria asal Timor Timur yang kini dikenal dengan negara Timor Leste ini membangun dinasti preman di Tanah Abang mulai pada akhir 1980 hingga 1996.
Akhir masa kejayaan Hercules di Tanah Abang ditandai dengan perebutan kekuasaan oleh kelompok jagoan Betawi yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Muhi atau dikenal dengan Ucu Kambing.
Sejarah Kedekatan Hercules dengan Prabowo Subianto
Sebelum hijrah ke Jakarta, Hercules bergabung dalam operasi tentara Indonesia untuk memperjuangkan wilayah Timor Timur yang kini berubah nama menjadi Timor Leste.
Ia menjadi Tenaga Bantuan Operasi (TBO) dan mengemban tugas sebagai juru angkut logistik.
Sebelum dijadikan TBO oleh militer Indonesia, Hercules hanyalah sebagai seorang yatim piatu yang kehilangan kedua orangtuanya dalam pengeboman wilayah Ainaro di tahun 1973.
Hercules disebut-sebut berutang nyawa kepada Prabowo Subianto yang ketika itu menjabat sebagai Kapten Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Timor Timur.
Baca juga: Biodata dan Profil Ajeng Febria, Lengkap dengan Umur, serta Agama
Hercules pernah berujar, “Prabowo adalah satu-satunya orang yang bisa menyerang saya tanpa saya mengangkat tangan untuk membalasnya.”.
Profil Hercules Rosario Marshal yang Kemudian Dikenal Sebagai Preman
Awal mula Hercules terlibat di dunia premanisme ketika suatu ketika dirinya mengirimkan logistik untuk tentara di Timor Timor. Helikopter yang dinaiki Hercules mengalami kecelakaan.
Tangan kannanya terluka parah, hingga ia harus dilarikan ke Jakarta dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Baca juga: Biodata dan Profil Faizal Assegaf, Kritikus Politik Indonesia
Naas, tangan kanannya tidak bisa tertolong dan harus diamputasi. Tak tahan dengan perawatan di RSPAD, Hercules pun kabur dari rumah sakit.
Ia pun terjerumus ke dunia premanisme Tanah Abang. “Saya merebut daerah hitam (Tanah Abang) melalui pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati (di sana),” kenang Hercules dalam suatu wawancara dengan media Tribun Timur.
Bersama teman-temannya dari Timor Timor, Hercules kemudian membangun daerah kekuasaannya di Tanah Abang.
Kelompok yang tadinya kecil, bertumbuh dengan sangat masif, bahkan pernah membawahi 17.000 personil yang tersebar di seluruh Jakarta.
Hercules menyebut Tanah Abang sebagai daerah tak bertuan, dan kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antarpreman.
“Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur enggak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang sebab setiap saat musuh bisa menyerang,” katanya.
Baca juga: Biodata dan Profil Shinta Arsinta, Penyanyi Dangdut Cantik dari Kediri
Dalam tawuran antarkelompok, Hercules sering memimpin langsung. Ia bahkan pernah dibacok 16 kali hingga harus menjalani perawatan di ICU, tetapi nyawanya tetap bisa diselamakan.
Dalam suatu perkelahian, dirinya juga pernah tertembak peluru dan menembus matanya hingga bagian belakang kepala. Namun, hal itu tak juga membuat nyawa pria asal Timor Timur itu tamat.