Belum lama ini media sosial dihebohkan oleh aksi nekat seorang ibu yang tega menenggelamkan bayi ke dalam ember berisi air.
Bahkan dalam video yang beredar, pelaku malah tertawa saat melakukan aksi tak terpujinya itu. Sehingga bayi itu tampak menangis dan sulit bernafas.
Kejadian itu pun dibenarkan oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi Bintoro mengatakan bahwa pihaknya tengah mengusut kasus tersebut.
“Kami membenarkan bahwa adanya video viral tersebut. Saat ini Polres Jakarta Selatan masih mendalami tentang viralnya hal tersebut,” kata Bintoro kepada awak media.
Anak Anggota Kopassus
Menurut informasi yang beredar, bayi tersebut merupakan anak dari anggota Kopassus. Meski demikian, Bintoro mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami dan melakukan penyelidikan kasus tersebut.
Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim
Diduga Alami Baby Blues Syndrome
Setelah kejadian itu viral, Komnas PA mengungkapkan bahwa ibu yang tinggal di Jakarta Selatan itu pu diduga mengalami baby blues syndrome karena harus merawat ketiga anaknya yang masih balita.
Kondisi Bayi
Pjs Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Lia Latifah, mengatakan pihaknya telah menemui ibu dan anak tersebut di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Ia mengatakan bahwa kondisi bayi laki-laki yang masi tiga bulan itu pun dalam keadaan sehat dan tidak ada luka.
“Sehat, malam itu saya langsung melihat bayinya di kamar jadi saya lihat si kakaknya yang pertama di kamar. Terus adiknya yang kedua sama bayi yang tiga bulan itu sehat sama neneknya,” kata Lia.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Komnas PA Nenek Awasi Tiga Anak
Oleh karena itu, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pun meminta nenek bayi sementara mengawasi ketiga anak tersebut. Bahkan karena kejadian itu, Komnas PA pun berencana akan membawa bayi untuk konsultasi ke psikolog.
“Jadi saya lihat malam itu, makanya saya sampaikan saya minta tolong untuk tetap pengawasannya dengan neneknya. Jadi memang rencananya kita membawa psikolog ke sana, cuma kita sudah koordinasi ternyata rumahnya sekarang kosong,” jelas Lia.