PLTS Terapung Cirata Hasil Kerja Sama
Jokowi mengatakan pembangunan PLTS Terapung Cirata ini terlaksana berkat kerja sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PLN Persero, serta Masdar dari Uni Emirate Arab. Tentu saja, keberadaan PLTS ini akan menambah pasokan listrik yang saat ini berkapasitas 1.000MW.
Sebelumnya di Cirata, lanjut Presiden ada PLTA dengan kapasitas 1.000 MW. Dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata ini maka terjadi penambahan sebesar 192 MWp.
“Ke depan, kalau dimaksimalkan bisa menambah kurang lebih 1.000 MWp. Jadi, nanti tenaga airnya bisa untuk energi hijau juga,” ujarnya.
Presiden Jokowi optimistis dengan pemanfaatan pemanfaatan seluruh potensi energi baru terbarukan (EBT) yang ada di Indonesia dapat mengatasi tantangan dalam pengembangan energi baru terbarukan.
Misalnya, kata Jokowi di pembangkit surya ini juga ada pembangkit angin. Pada prosesnya memang ada tantangan cuaca, akan tapi bisa mencari jalan keluar dengan membangun smart grid. Sehingga meskipun cuaca berubah-ubah listriknya tetap stabil.
Baca juga: PLN Gandeng Perusahaan China Kembangkan Transisi Energi
Kemudian Jokowi menjelaskan tantangan lokasi potensi energi baru terbarukan yang jauh dari pusat kebutuhan listrik juga bisa teratasi dengan membangun transmission line. “Nantinya setiap potensi EBT di Sumatra, di Kalimantan, dan Sulawesi bisa kita salurkan ke pusat-pusat ekonomi,” tandasnya.
PLTS Terapung Cirata merupakan pembangkit listrik tenaga Matahari apung pertama di Indonesia sekaligus terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan PLTS Terapung di Waduk Cirata yang terletak di tiga kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat sudah berjalan kurang-lebih selama tiga tahun.