Kritik tajam
Dengan jabatan baik di dunia peradilan, Raisi terkenal sebagai kritikus pemerintah yang keras terhadap korupsi. Pada tahun 2017, ia mencalonkan diri sebagai presiden untuk pertama kalinya yang melawan petahana Hassan Rouhani.
Ia mengkritik Rouhani karena membuat perjanjian nuklir internasional Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Perjanjian ini melibatkan Iran dan negara-negara besar untuk pencabutan sanksi multilateral pada program nuklir berbagai negara.
Sayangnya ia kalah dalam pemilu melawan Ruhani dan melanjutkan karier sebagai Hakim Agung pada tahun 2019. Ketika menjabat ia mengusut banyak kasus korupsi terhadap pejabat pemerintah dan pengusaha terkemuka secara selektif.
Baca juga: Konflik Iran-Israel, Menteri ESDM Pastikan Harga BBM dan LPG Tidak Naik
Sidang disiarkan secara luas di televisi yang berakibat banyak kritik timbul pada pemerintahan Rouhani. Berlanjut, Riasi kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun 2021 dengan citra pembela yang berprinsip melawan korupsi pemerintah.
Ia juga menyatakan dukungan untuk merundingkan perjanjian nuklir internasional dengan mengutamakan kepentingan Iran. Pemilu ini berhasil dimenangkannya dan dilantik pada bulan Agustus 2021.