Inversi.id – Sosok Ratu Kalinyamat sedang jadi sorotan publik khususnya warga Jepara. Pasalnya, dalam memperingati Hari Pahlawan Nasional 10 November 2023 nanti ada enam tokoh yang diangkat jadi pahlawan nasional oleh pemerintah pusat, salah satunya Ratu Kalinyamat.
Banyak publik kepo dengan kisah Ratu Kalinyamat dan ingin mengenal lebih jauh sosok pemimpin asal Jepara itu. Oleh karena itu, Inversi.id akan menyajikan kisah dan profil dari Ratu Kalinyamat. Langsung saja sibuk berikut ini.
Profil Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat adalah putri Pangeran Trenggana dan cucu Raden Patah, Sultan Demak pertama. Ia memiliki nama asli Ratna Kencana.
Setelah dewasa, Ratu Kalinyamat menikah dengan Pangeran Hadiri, putra Sultan Ibrahim dari Aceh yang bergelar Sultan Mughayat Syah.
Setelah menikah dengan Ratu Kalinyamat, ia diberi gelar Pangeran Hadiri, yang berarti yang hadir dari Aceh ke Jepara.
Pernikahan Ratu Kalinyamat dengan Pangeran Hadiri tidak berlangsung lama. Sebab, sang Pangeran Hadiri meninggal pada tahun 1549 karena dibunuh oleh utusan Arya Penangsang.
Meninggalnya Pangeran Hadiri, Ratu Kalinyamat mengambil alih kepemimpinan dan menjabat sebagai ratu di Jepara. Selama masa kekuasaannya, Jepara semakin berkembang menjadi Bandar terbesar di pantai utara Jawa, dan memiliki armada laut yang besar serta kuat.
Pangeran Hadiri dan Ratu Kalinyamat Tidak Punya Keturunan
Pangeran Hadiri tidak meninggalkan keturunan ketika ia pergi. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Ratu Kalinyamat mengasuh anak dari adiknya, Pangeran Timur yang nantinya menjadi adipati di Madiun.
Selain itu sejarah Banten juga mencatat bahwa Ratu Kalinyamat mengasuh Pangeran Arya, putera dari Maulana Hasanuddin, Raja Banten tahun 1500-an yang nantinya akan menjadi pengganti Ratu Kalinyamat memerintah Jepara. Ia juga memiliki putri angkat bernama Dewi Wuryan, putri Sultan Cirebon.
Kiprah Ratu Kalinyamat di Bidak Politik
Di masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat pelabuhan Jepara dipercaya sebagai pusat pengiriman ekspedisi-ekpedisi militer untuk turut memperluas kekuasaan ke Bangka dan Kalimantan Selatan yaitu Tanjung Pura dan Lawe.
Pada tahun 1573, Ratu Kalinyamat sekali lagi diminta oleh Sultan Ali Mukhayat Syah dari Aceh untuk menggempur Portugis di Malaka.
Baca juga: Cerita Horor Poppo, Hantu Dapat Terbang Tinggi Punya Suara Khas
Armada yang dikirim sekitar 300 buah kapal, 80 buah kapal masing- masing berbobot 400 ton. Sekitar 40 armada kapal diisi empat sampai lima ribu prajurit.
Wilayah Kesultanan Demak juga menjadi saksi pertempuran antara Arya Penangsang dengan keturunan Sultan Trenggana. Setelah berakhirnya peperangan melawan Arya Penangsang, Ratu Kalinyamat terus memimpin kerajaannya.
Peran Ratu Kalinyamat di Bidang Ekonomi
Di tangan beliau, Jepara menjadi Kerajaan Bahari di mana rakyatnya hidup dengan mengandalkan lautan sebagai sumber utama penghidupannya.
Ratu inilah yang berhasil mendirikan kerajaan Maritim yang kuat. Di bawah kekuasaannya, Jepara mengalami perkembangan yang amat pesat yaitu menjadi pelabuhan terbesar di tanah Jawa serta memiliki armada laut yang besar dan kuat.
Di bawah pemerintahannya, pada pertengahan abad ke-16 perdagangan Jepara dengan daerah seberang laut semakin ramai. Pedagang- pedagang dari kota-kota pelabuhan di Jawa seperti Banten, Cirebon,Demak, Tuban, Gresik, dan juga Jepara menjalin hubungan dengan pasar internasional Malaka.
Dari Jepara, para pedagang mendatangi Bali, Maluku, Makassar, dan Banjarmasin dengan barang- barang hasil produksi daerahnya masing-masing. Selain itu, hubungan baik yang terjalin antara Jepara dengan beberapa wilayah di Nusantara seperti Johor, Aceh, Maluku, Banten, dan Cirebon.
Semua itu menegaskan bahwa misi diplomatik yang dibawa Ratu Kalinyamat telah berhasil dengan gemilang. Tidaklah berlebihan jika sosoknya dikenal sebagai seorang ratu maritim yang merintis hubungan antar bangsa.
Ratu Kalinyamat diperkirakan memimpin Jepara selama 30 tahun, mulai 1549 sampai 1579. Selama 30 tahun masa pemerintahannya, Jepara mencapai masa kejayaannya.
Sumber: Ratu Kalinyamat: Sejarah atau Mitos’ oleh Bambang Sulistyanto