Tradisi nyalakan lampu pelita di akhir bulan Ramadan, merupakan simbol persamaan masyarakat ASEAN. Khususnya di Indonesia dan Malaysia.
Pelita atau obor, dinyalakan oleh kalangan masyarakat di Indonesia dan Malaysia sebagai persamaan simbol masyarakat ASEAN di sekitar rumah mereka.
Biasanya, pelita yang digunakan terbuat dari bambu dan berbahan bakar minyak tanah dan menancapkannya ke tanah.
Tradisi nyalakan lampu pelita ini dilakukan pada akhir bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri atau Lebaran. Dalam konteks ini adalah Lebaran Idul Fitri 2023.
Sebuah Tradisi
Meski, belum ditemukan makna yang pasti soal tradisi nyalakan lampu pelita di akhir bulan Ramadan ini, namun hal tersebut merupakan sebuah simbol persamaan tradisi masyarakat ASEAN, yang telah dilakukan oleh masyarakat di Indonesia dan Malaysia.
Namun, ada yang mengatakan makna dari tradisi nyalakan lampu pelita di akhir Ramadan ini sebagai motivasi masyarakat untuk segera membayar zakat fitrah dan juga menjemput sebuah malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan, bernama Lailatul Qadar.
Dapat juga dikatakan, simbol persamaan tradisi masyarakat ASEAN, untuk mencegah adanya serangan dari binatang buas menjelang Lebaran Idul Fitri.
Tradisi Masyarakat Melayu
Dekatnya wilayah Indonesia dan Malaysia, menyebabkan adanya tradisi yang sama. Sebab, berasal dari masyarakat Melayu.
Tentu saja, tradisi nyalakan lampu pelita di akhir Ramadan ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Melayu menjelang Lebaran Idul Fitri.
Di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia, puncak tradisi nyalakan lampu pelita di akhir Ramadan, terjadi pada malam ke-27 Ramadan.
Terjaga hingga Kini
Tradisi nyalakan lampu pelita di akhir Ramadan yang merupakan tradisi masyarakat Melayu, hingga kini masih terjaga dengan baik.
Selain itu, tradisi masyarakat Melayu ini adalah menjadi salah satu persamaan tradisi yang dijalankan oleh masyarakat ASEAN di akhir Ramadan.
Tentu saja, dengan adanya simbol persamaan tradisi yang dijalankan masyarakat ASEAN di akhir Ramadan dan menjelang Idul Fitri, dapat menunjukkan pada dunia bahwa ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia.