INVERSI.ID – Perdebatan mengenai kemampuan membaca peta antara laki-laki dan perempuan telah lama menjadi topik menarik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, secara umum, laki-laki memiliki keunggulan dalam kemampuan spasial, termasuk membaca peta, dibandingkan perempuan.
Faktor Evolusi dan Sosial
Salah satu penjelasan yang sering dikemukakan adalah peran evolusi dan pembagian tugas tradisional. Pada masa prasejarah, laki-laki biasanya bertugas berburu dan menjelajah wilayah luas, sementara perempuan lebih fokus pada kegiatan di sekitar tempat tinggal. Hal ini diyakini mempengaruhi perkembangan kemampuan navigasi pada laki-laki.
Selain itu, faktor sosial dan pengasuhan juga berperan. Anak laki-laki cenderung lebih sering diberi mainan yang merangsang kemampuan spasial, seperti mobil-mobilan atau permainan konstruksi, sementara anak perempuan lebih sering bermain dengan boneka. Pengalaman bermain ini dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan spasial mereka.
Pengaruh Hormon
Penelitian lain menunjukkan bahwa hormon dapat mempengaruhi kemampuan spasial. Kadar hormon estrogen pada perempuan, misalnya, ditemukan memiliki hubungan dengan kemampuan rotasi mental, yang merupakan komponen penting dalam membaca peta. Selama periode tertentu dalam siklus menstruasi, fluktuasi hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan spasial.
Meskipun penelitian menunjukkan adanya perbedaan kemampuan spasial antara laki-laki dan perempuan, penting untuk dicatat bahwa perbedaan ini bersifat umum dan tidak mutlak.
Banyak perempuan yang memiliki kemampuan navigasi dan membaca peta yang sangat baik, dan faktor pengalaman, pendidikan, serta latihan memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan ini. Oleh karena itu, anggapan bahwa perempuan lebih sulit membaca peta dibanding laki-laki tidak sepenuhnya akurat dan cenderung bersifat stereotip.***
