Israel telah mendapat banyak kecaman karena tindakannya terhadap warga Palestina di Gaza. Sebagai dukungan terhadap Palestina, sejumlah produk dan perusahaan dari Israel diboikot dunia.
Media sosial seperti X (sebelumnya Twitter) dan TikTok dibanjiri oleh hashtag #BDSMovement, yang merujuk pada gerakan memboikot produk atau perusahaan yang terkait dengan Israel.
BDS (Boycott, Divestment, and Sanctions) merupakan sebuah gerakan protes global yang menekankan non-kekerasan. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, melakukan divestasi finansial dari negara tersebut, serta memberlakukan sanksi pemerintah untuk mendorong pemerintah Israel agar mematuhi hukum internasional dan mengakhiri kebijakan kontroversialnya terhadap Palestina.
Baca juga: BRIN: Logam Tanah Jarang Berpotensi sebagai Energi Terbarukan
Penting untuk dicatat bahwa BDS bukanlah sebuah organisasi, melainkan sebuah taktik. Oleh karena itu, berbagai kelompok individu maupun kelompok organisasi melaksanakan kampanye mereka sendiri yang mungkin memiliki fokus target yang sedikit berbeda.
Meskipun demikian, mereka tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral dan taktik perlawanan yang damai.
Seruan internasional pertama untuk melakukan boikot, divestasi, dan memberlakukan sanksi terhadap Israel muncul pada tahun 2005 dari koalisi kelompok besar.
Pada saat itu, lebih dari 4 juta pengungsi Palestina telah kehilangan tempat tinggal sejak berdirinya negara Israel, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina.
BDS tidak hanya melibatkan produk dan perusahaan Israel, seperti SodaStream, tetapi juga perusahaan-perusahaan internasional besar yang diduga terlibat dalam upaya penindasan terhadap rakyat Palestina.
Berbagai kelompok BDS di seluruh dunia mungkin memiliki daftar berbeda mengenai produk dan perusahaan yang mereka boikot. Namun, saat ini Komite Nasional BDS fokus pada beberapa target strategis tertentu.
Salah satu contohnya adalah HP, atau Hewlett Packard, sebuah perusahaan Amerika yang terkenal dengan produk printernya.HP dituduh telah membantu Israel dalam memantau dan membatasi pergerakan warga Palestina dengan menerapkan sistem ID biometrik.
Baca juga: Fakta-fakta Dokter RS Indonesia di Gaza Histeris saat Tahu Anaknya Korban Serangan Israel
Selain HP, terdapat beberapa produk dan perusahaan lain yang menjadi sasaran boikot oleh gerakan BDS. Dilansir dari situs BDS, berikut adalah beberapa perusahaan Israel dan internasional yang diboikot karena mendukung Israel:
- Siemens
Perusahaan ini terlibat dalam proyek-proyek yang melibatkan pencurian tanah Palestina untuk kepentingan perdagangan listrik antara Israel dan Uni Eropa yang dihasilkan dari gas fosil.
- SodaStream
Perusahaan ini memiliki sejarah panjang penganiayaan dan diskriminasi terhadap pekerja Palestina.
- PUMA
Perusahaan ini diboikot karena menjadi sponsor tunggal Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA). Menurut BDS Movement, dukungan PUMA terhadap IFA secara langsung mendukung pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional.
- Ahava
Merek kecantikan ini memiliki situs produksi, pusat kunjungan, dan toko utama di pemukiman ilegal Israel.
- Sabra
Perusahaan ini memiliki kaitan dengan dukungan keuangan terhadap tentara Israel.
- AXA
Perusahaan asuransi multinasional Prancis ini terlibat dalam investasi di bank-bank Israel yang terlibat di wilayah Palestina.
- Berbagai Buah dan Sayuran dari Israel
Produk-produk ini sering dilabeli sebagai produk dari Israel, padahal sebenarnya berasal dari tanah Palestina yang dirampas.
- HP
HP, atau Hewlett Packard, adalah perusahaan teknologi yang terkenal karena pengembangan dan penyediaan berbagai jenis perangkat keras dan lunak. Dalam konteks Israel, HP telah terlibat dalam implementasi sistem ID biometrik yang digunakan untuk mengawasi dan membatasi pergerakan penduduk Palestina.***