Mengenal LockBit, merupakan sebuah ransomware ganas dari Rusia yang bikin sistem keamanan para nasabah Bank Syariah Indonesia atau BSI jadi ketar-ketir.
Para nasabah BSI, mengeluhkan tidak dapat menakses aplikasi milik BSI hingga mengeluhkan sejumlah dana yang dimiliknya hilang secara tiba-tiba.
Kabarnya, hal ini adalah perbuatan dari LockBit, hacker ransomware ganas dari Rusia.
BSI Jadi Korban
Bank Syariah Indinesia atau BSI menjadi korban keganasan dari LockBit, sebuah ransomware ganas dari Rusia selama beberapa hari.
Tentu saja, atas kejadian ini banyak nasabah yang mengalami kerugian yang tidak sedikit jumlahnya.
Mengenal LockBit Ransomware Ganas dari Rusia
LockBit, sebuah ransomware ganas dari Rusia telah melakukan serangan ke sistem BSI. Selain menggangu sisten, LockBit, juga mengakibatkan sejumlah data milik nasabah juga diduga berhasil dicurinya.
Kelompok hacker terganas di dunia ini, juga menjual malware ke operator lain demi sebuah keutungan.
LockBit biasanya beropeasi di wilayah Eropa Timur alias bekas Republik Uni Soviet dan Rusia itu sendiri.
Bukan hanya itu, kabarkan beberapa orang di balik hacker ini adalah warga Rusia hingga Kanada.
Respon BSI
Atas kejadian itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan permintaan maafnya atas gangguan yang terjadi di sistem BSI. Bahkan ia juga memastikan keamanan dana dan data milik nasabah tetap aman.
BSI juga terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah tetap aman serta proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik.
“Proses normalisasi layanan Bank Syariah Indonesia telah kami lakukan, dengan prioritas utama untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di Bank Syariah Indonesia,” kata Hery.
Hery juga mengungkapkan terkait dengan dugaan adanya serangan cyber yang menjadi penyebab layanan ATM dan BSI mobile bermasalah, BSI akan melakukan penelusuran.
Kemudian, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta kepada pihak PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) memperkuat sistem keamanan pada teknologi informasi perusahaan.
Erick Thohir menyampaikan agar BSI dapat memperbaiki kualitas keamanan IT agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali, yaitu gangguan pada aplikasi atau mobile banking dan jaringan BSI.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI itu juga menjelaskan bahwa BSI merupakan tonggak bersejarah dalam perbankan nasional. Menurut hasil merger membawa BSI ke peringkat enam perbankan di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Erick Thohir mengungkapkan bahwa gangguan terjadi bagian dari proses transisi perbaikan sistem IT BSI.
Meski demikian, mantan bos Inter Milan itu pun tak menampik terjadinya seragan siber terhadap sistem IT BSI.