Ribuan laporan bullying diterima kemenkes
Sementara itu, sampai awal Agustus 2024, Kementerian Kesehatan menerima 1.540 laporan kasus perundungan bullying di PPDS.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, sekitar 25 hingga 30 persen dari laporan yang diterima ada indikasi kuat dugaan bullying yang terjadi.
“Ini terjadi di RS pendidikan dan tidak hanya di RS milik Kemenkes, tapi ada juga di RSUD milik pemda dan RS milik universitas juga,” ucap Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Azhar Jaya.
Baca juga : Paus Fransiskus Sebut Kurangnya Toleransi Picu Konflik dan Kekerasan Global
Di lain waktu, Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi juga menyebut kasus dugaan bullying PPDS terjadi di beberapa RS vertikal Kemenkes atau di bawah naungan Kemenkes.
dr Nadia mengatakan hampir semua RS vertikal yang menjadi wahana pendidikan ada indikasi dugaan bullying. Beberapa laporan yang termasuk indikasi bullying, kata dr Nadia, sudah diberikan sanksi.
“Jadi yang masuk ke dalam kanal pengaduan itu 1.500 laporan, tetapi kemudian kan kita harus verifikasi apakah 1.500 itu betul-betul perundungan karena kan ini sifatnya sangat subjektif. Dari 1.500 itu, 540-nya yang betul-betul terkategori masuk dalam kasus perundungan,” kata Nadia saat ditemui di Gedung DPR RI.
Nadia menyampaikan hal tersebut untuk merespons kasus perundungan pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) terhadap mahasiswi Jurusan Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Dokter Aulia Risma Lestari.
Ia juga menyampaikan, dari 542 kasus perundungan tersebut, 221 di antaranya terjadi di beberapa rumah sakit (RS) vertikal yang ada di bawah Kemenkes.