Film Pernikahan Arwah, Tradisi Tionghoa Masuk Dunia Horor Indonesia

Industri perfilman Indonesia kembali menghadirkan sebuah karya horor yang tak hanya menegangkan, tetapi juga sarat dengan nilai budaya. ‘Pernikahan Arwah: The Butterfly House’, film yang disutradarai oleh Paul Agusta, menawarkan pengalaman berbeda dengan mengangkat tradisi Tionghoa yang jarang terekspos ke layar lebar.

Film ini membawa penonton ke dalam dunia ‘Minghun’ atau pernikahan arwah, sebuah tradisi kuno Tionghoa yang mengikat dua jiwa, meski salah satunya telah tiada. Kisahnya berpusat pada Salim (Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani), sepasang kekasih yang berencana melangsungkan sesi foto pra-pernikahan di rumah leluhur Salim. Namun, kematian mendadak bibi Salim memaksa mereka terlibat dalam ritual keluarga yang misterius, di mana Salim harus membakar dupa setiap hari di sebuah altar atau menghadapi ancaman bahaya.

Ketegangan meningkat saat kehadiran mereka membangkitkan roh leluhur yang mulai meneror. Tasya, dengan tekad kuat, berusaha mengungkap masa lalu keluarga Salim demi menyelamatkan hubungan mereka. Film ini tidak hanya menyajikan horor, tetapi juga menggambarkan dilema emosional ketika tradisi berbenturan dengan keinginan pribadi, menciptakan cerita yang menyentuh hati.

Dengan latar belakang budaya Tionghoa yang kental, film ini tetap relevan bagi penonton dari berbagai latar belakang. Lokasi syuting di Lasem, Jawa Tengah, yang dikenal dengan arsitektur dan tradisi Tionghoa yang masih terjaga, menambah keaslian cerita. Tidak hanya tayang di Indonesia mulai 27 Februari 2025, ‘Pernikahan Arwah’ juga akan diputar di tujuh negara Asia lainnya, termasuk Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Myanmar, Laos, dan Brunei Darussalam.

‘Pernikahan Arwah’ berhasil memadukan elemen horor dengan kekayaan budaya Tionghoa, menawarkan pengalaman sinematik yang berbeda. Film ini tidak hanya menakutkan, tetapi juga edukatif, memperkenalkan penonton pada tradisi yang jarang diketahui. Dengan alur cerita yang kuat dan penampilan apik para aktornya, film ini layak menjadi tontonan bagi pecinta horor dan mereka yang ingin mengenal lebih dalam budaya Tionghoa di Indonesia.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *