Di era modern ini, literasi menjadi fondasi utama dalam membentuk masyarakat yang berpengetahuan dan berdaya saing tinggi. Namun, upaya meningkatkan budaya baca tidak dapat dilepaskan dari peran infrastruktur yang memadai. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Alor menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai penopang utama dalam mendorong minat baca masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Alor telah mengambil langkah konkret dengan membangun dan merenovasi perpustakaan di berbagai kecamatan. Tujuannya adalah menyediakan akses yang lebih luas dan nyaman bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan bacaan berkualitas. Selain itu, fasilitas modern seperti ruang baca yang nyaman, akses internet gratis, dan koleksi buku yang terus diperbarui menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Namun, infrastruktur fisik saja tidak cukup. Diperlukan juga program-program literasi yang inovatif dan berkelanjutan. Misalnya, pelatihan bagi pustakawan, kegiatan membaca bersama, dan lomba literasi yang melibatkan berbagai kalangan. Kolaborasi dengan akademisi dan komunitas literasi, seperti yang dilakukan Dinas Perpustakaan DKI Jakarta, dapat menjadi contoh dalam memperkuat budaya baca di masyarakat.
Selain itu, pendekatan inklusif dengan menjangkau masyarakat hingga pelosok desa menjadi kunci sukses. Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang digagas Perpustakaan Nasional RI telah berhasil meningkatkan minat baca di berbagai daerah dengan menyediakan bahan bacaan bermutu dan pelibatan aktif masyarakat.
Dengan sinergi antara pembangunan infrastruktur yang memadai dan program literasi yang tepat sasaran, diharapkan budaya baca di Kabupaten Alor dapat terus tumbuh. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga mendorong terciptanya masyarakat yang inovatif, kreatif, dan berkarakter kuat.