INVERSI.ID – Kementerian Dalam Negeri Jerman mengusulkan pengenalan pelajaran pertahanan sipil di sekolah-sekolah sebagai langkah antisipatif menghadapi kemungkinan krisis, bencana, hingga konflik bersenjata. Usulan ini dilaporkan media lokal Jerman pada Senin (7/4).
Menurut juru bicara kementerian, perubahan situasi geopolitik dan ancaman keamanan yang meningkat membuat topik ini semakin relevan untuk diajarkan sejak dini di lingkungan pendidikan.
“Melihat perubahan terkini dalam lanskap keamanan, kita perlu memberikan perhatian lebih pada pendidikan pertahanan sipil, terutama di sekolah,” ujar juru bicara tersebut, dikutip dari Anadolu Agency.
Kurikulum Pertahanan Sipil: Siap Hadapi Darurat
Kementerian Dalam Negeri Jerman menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah negara bagian (yang mengatur kurikulum sekolah di Jerman) untuk menyediakan materi pembelajaran dan tenaga ahli terkait pelajaran pertahanan sipil.
Roderich Kiesewetter, anggota parlemen dari Partai Uni Demokrat Kristen (CDU), mendukung penuh langkah ini. Ia menekankan bahwa siswa adalah kelompok yang sangat rentan dalam situasi darurat.
“Pelatihan praktis bisa membuat siswa lebih tangguh dan siap menghadapi keadaan krisis,” ujarnya.
Materi yang direncanakan akan mencakup simulasi situasi darurat, langkah evakuasi, hingga kesiapsiagaan dalam menghadapi konflik bersenjata atau bencana alam.
Pemerintah Minta Warga Siapkan Persediaan Darurat
Di luar lingkungan sekolah, pemerintah Jerman juga mendorong masyarakat luas untuk lebih siap dalam menghadapi situasi darurat. Salah satu imbauannya adalah menyimpan persediaan makanan, air, dan kebutuhan pokok setidaknya untuk tiga hari.
Juru bicara kementerian mengingatkan bahwa persiapan mandiri bisa menjadi penyelamat saat kondisi darurat, baik akibat bencana alam maupun ketegangan geopolitik.
Langkah ini sesuai dengan rekomendasi Uni Eropa, yang juga menyoroti pentingnya ketahanan sipil di tingkat rumah tangga.
Ancaman Global dan Kekhawatiran NATO
Usulan pelajaran pertahanan sipil ini muncul di tengah kekhawatiran yang berkembang terkait potensi ancaman dari militer Rusia.
Jenderal Carsten Breuer, pejabat tinggi militer Jerman, sebelumnya mengingatkan bahwa dalam empat hingga tujuh tahun ke depan, Rusia berpotensi melakukan serangan terhadap anggota NATO, termasuk Jerman.
Situasi ini mendorong berbagai negara Eropa untuk mulai meninjau kembali kesiapsiagaan nasional, termasuk melalui pendidikan di level sekolah.***