Gerakan #AyoBalasBaik, Lawan Bullying dengan Kebaikan di Sekolah

Jack
By Jack

INVERSI.ID – Untuk menghadapi maraknya kekerasan di dunia pendidikan, tiga organisasi pendidikan Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), Rumah Guru Bimbingan dan Konseling (RGBK), dan Indonesia Student & Youth Forum (ISYF), kembali menggelar program edukatif bertajuk #AyoBalasBaik.

Program ini bertujuan menanamkan budaya anti-perundungan dengan pendekatan yang berbeda, menanggapi kekerasan bukan dengan balasan, tapi dengan kebaikan.

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang menjadi sekolah kedua yang menjalankan proyek percontohan ini, sekaligus sekolah pertama di Provinsi Banten yang menerapkan konsep #AyoBalasBaik secara menyeluruh.

Perundungan di Sekolah Terus Meningkat

Data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus kekerasan di dunia pendidikan. Pada 2024, tercatat 573 kasus, dengan 31 persen di antaranya merupakan perundungan atau bullying. Angka ini melonjak tajam jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya mencatat 91 kasus, dan 285 kasus pada 2023.

Hal ini menjadi alarm serius bahwa upaya kolektif sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan ramah bagi siswa.

Pesantren #AyoBalasBaik: Menumbuhkan Agen Perubahan

Salah satu program unggulan dari gerakan ini adalah Pesantren #AyoBalasBaik, yang dilaksanakan selama dua hari pada 19–20 Maret 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 50 siswa kelas X dan XI, serta pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Melalui sesi seperti curah pengalaman, game mitos dan fakta bullying, dan refleksi personal, siswa dibekali pengetahuan mendalam tentang bentuk-bentuk kekerasan, dampaknya, dan bagaimana menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing. Hari kedua ditutup dengan sesi stadium general dan penyusunan social action plan bersama Peace Generation.

“Kami berharap para siswa yang terlibat bisa menjadi pelopor budaya positif di lingkungan sekolahnya,” ujar Ardyles Faesilio, Ketua KGSB, beberaapa waktu lalu.

Perluasan Program dan Komitmen Sekolah

Program ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Ana Susanti, M.Pd., pendiri Rumah Guru BK dan Widyaiswara di PPSDM Kemendikdasmen RI, menegaskan pentingnya membangun kesadaran siswa agar mampu mengenali bentuk perundungan, memahami dampaknya, dan bersikap bijak dalam menanggapinya.

Sementara itu, Kepala SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Hj. Zesmita Umar, SH, menyatakan komitmennya untuk menciptakan ruang belajar yang bebas perundungan.

“Jadilah generasi yang saling menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi nilai kesopanan. Kekuatan sejati ada pada kebaikan dan solidaritas,” tegasnya.

Dinnur Garista Wirawan, Direktur Eksekutif ISYF, menambahkan bahwa pihaknya akan terus memperluas jangkauan program #AyoBalasBaik ke lebih banyak sekolah.

“Tujuan kami adalah memperkuat budaya anti-bullying dan membangun karakter positif generasi muda secara masif.”***

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *