Warisan Seni Tempa Parang Banjar yang Mendunia

Parang Banjar bukan sekadar alat; ia adalah simbol identitas dan warisan budaya masyarakat Banjar yang kaya akan nilai sejarah dan estetika. Seni tempa parang ini mencerminkan kearifan lokal dan keterampilan pandai besi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Pada November 2023, Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Federasi Pencak Silat Tradisional Indonesia (FPSTI) Banjarmasin menggelar “Parang Day Fest 2023” di Kawasan Siring Menara Pandang Banjarmasin. Festival bertajuk “The Beauty Of Culture From Banjarmasin To The World” ini berhasil menarik perhatian pendekar dan pegiat silat dari berbagai penjuru Indonesia serta negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Turki.

Acara ini menampilkan berbagai kegiatan, termasuk parade Kirab Pendekar Berparang yang diikuti oleh 500 pendekar, seminar budaya nasional, kejuaraan selempang Sasirangan, parade silat tradisional (Bakuntau), wisata budaya religi, Parang Day Award, pertunjukan kolosal yang menggabungkan kuntau dan kesenian Banjar, serta sarasehan dan silaturahmi antar pendekar nusantara. Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, menekankan pentingnya acara ini sebagai upaya membangkitkan kembali marwah seni budaya dan tradisi lokal agar tidak tergerus oleh zaman.

Selain itu, pada Juni 2023, Komunitas Wasi Pusaka Banua (WASAKA) mengadakan Festival Parang di Museum Wasaka Banjarmasin. Festival ini memamerkan beragam jenis parang, mulai dari parang untuk keperluan sehari-hari hingga yang memiliki nilai historis tinggi, seperti Parang Kayu Tangi, Parang Bungkul, Patang Lain Antasari, dan Parang Cingkuk. Acara ini juga menghadirkan pandai besi dari Cempaka yang menunjukkan proses pembuatan parang, serta penjualan aneka senjata pusaka, mulai dari belati hingga keris.

Namun, di balik upaya pelestarian ini, tantangan tetap ada. Modernisasi dan globalisasi telah mengalihkan perhatian masyarakat dari kesenian tradisional. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer, sehingga kesenian tradisional kehilangan pamornya. Kurangnya dukungan finansial dan infrastruktur juga menjadi kendala dalam pelestarian kesenian Banjar.

Untuk menjaga keberlangsungan seni tempa parang Banjar, diperlukan edukasi kepada generasi muda tentang nilai budaya kesenian ini. Dukungan pemerintah dalam bentuk pengakuan resmi dan bantuan finansial sangat penting. Partisipasi aktif masyarakat dan individu, serta pemanfaatan media sosial dan teknologi, dapat membantu mempromosikan kesenian Banjar secara lebih luas. Penyelenggaraan pagelaran dan festival seni secara rutin juga menjadi langkah efektif untuk menampilkan dan melestarikan kesenian Banjar.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan individu, seni tempa parang Banjar dapat terus hidup dan berkembang, menjadi kebanggaan yang mendunia.

TAGGED:
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *