Anak Muda Rentan Alami Quarter Life Crisis, Pemerintah Gratiskan Skrining Kesehatan Jiwa

Jack
By Jack

INVERSI.ID – Banyak anak muda Indonesia di usia 20-an kini menghadapi quarter life crisis, yakni kondisi psikologis yang ditandai dengan kecemasan, kebingungan, hingga keraguan terhadap masa depan. Sebagai respons atas fenomena ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menggulirkan program skrining kesehatan jiwa gratis, guna mendukung kesehatan mental generasi muda.

Usia dua puluhan kerap disebut sebagai masa emas dalam hidup, waktu yang ideal untuk membangun karier, menjalin relasi, dan mengejar mimpi. Namun realitasnya, tidak sedikit anak muda justru mengalami tekanan sosial, beban ekspektasi keluarga, hingga perasaan tidak cukup karena terus membandingkan diri dengan pencapaian orang lain.

Fenomena ini memicu peningkatan gangguan kecemasan hingga depresi ringan pada generasi muda, terutama di kota-kota besar.

Skrining Kesehatan Jiwa Kini Bisa Diakses Gratis

Kemenkes RI mengajak masyarakat untuk melakukan skrining kesehatan jiwa minimal satu kali dalam setahun. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini kondisi psikologis dan mencegah gangguan yang lebih serius.

“Skrining bisa dilakukan lebih dari satu kali setahun jika dibutuhkan, khususnya bagi individu dengan risiko tinggi seperti penderita penyakit kronis,” ujar dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes RI.

Layanan ini tersedia di seluruh puskesmas di Indonesia, termasuk yang berada di daerah terpencil. Kemenkes juga menyediakan opsi skrining mandiri secara digital melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, yang bisa diunduh oleh siapa pun.

Langkah Bijak Hadapi Quarter Life Crisis

Menghadapi quarter life crisis bukan berarti gagal dalam hidup. Sebaliknya, ini adalah fase transisi menuju kedewasaan, dan bisa dilewati dengan pendekatan yang sehat. Berikut beberapa langkah yang direkomendasikan:

1. Kenali Diri dan Emosi

Sadari bahwa merasa bingung, lelah, atau takut akan masa depan adalah hal wajar dalam proses bertumbuh.

2. Cari Dukungan Sosial

Berbagi cerita dengan orang terpercaya dapat membantu meringankan beban emosional.

3. Konsultasi dengan Profesional

Psikolog atau konselor dapat membantu membentuk strategi coping yang sesuai dengan kebutuhan pribadi.

4. Atur Ekspektasi Secara Realistis

Tidak semua orang memiliki jalur hidup yang sama. Fokuslah pada nilai dan tujuan yang bermakna secara personal.

Quarter Life Crisis Bukan Akhir Segalanya

Quarter life crisis seharusnya tidak dianggap sebagai titik akhir, melainkan sebagai peluang refleksi diri. Dengan dukungan dari lingkungan, layanan kesehatan mental yang memadai, dan upaya dari dalam diri, generasi muda Indonesia bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan sadar akan arah hidup yang ingin dituju.***

Share This Article
Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *