inversi.id – Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini menjadi kekuatan dominan dalam industri pariwisata. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z memiliki preferensi unik dalam memilih destinasi liburan. Mereka cenderung menghindari tempat-tempat yang terlalu ramai dan mainstream, lebih memilih pengalaman yang autentik dan mendalam.
Gaery Undarsa, Co-founder dan Chief Marketing Officer tiket.com, mengamati bahwa Gen Z sangat mengutamakan pengalaman lokal yang otentik. Mereka tertarik pada konsep ‘local immersion’, di mana mereka dapat merasakan budaya setempat secara langsung, daripada sekadar mengunjungi destinasi wisata yang populer dan turistik. “Gen Z itu yang kita perhatiin, mereka lebih mengutamakan sebenarnya pengalaman authentic experience di sana itu apa. Jadi mungkin bahasa kerennya itu adalah local immersion,” ujar Gaery dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada 18 Februari 2025.
Selain mencari pengalaman yang unik, Gen Z juga tertarik pada konsep ‘coolcations’. Istilah ini merujuk pada perjalanan ke destinasi yang dianggap ‘keren’ dan seringkali merupakan ‘hidden gem’ atau tempat yang belum banyak diketahui orang. Tren ini menunjukkan bahwa Gen Z memiliki keinginan untuk menemukan dan mengeksplorasi tempat-tempat baru yang menawarkan pengalaman berbeda dari yang biasa.
Fenomena ini mencerminkan perubahan paradigma dalam industri pariwisata, di mana pengalaman personal dan autentik menjadi lebih berharga daripada sekadar mengunjungi tempat-tempat terkenal. Bagi Gen Z, perjalanan adalah tentang penemuan diri dan koneksi mendalam dengan budaya lokal, bukan hanya tentang destinasi akhir, tetapi juga tentang perjalanan itu sendiri.
Dengan memahami preferensi ini, pelaku industri pariwisata dapat menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan Gen Z, menciptakan pengalaman yang lebih bermakna dan berkesan bagi generasi yang selalu mencari hal baru dan otentik.