INVERSI.ID – Di era digital saat ini, penggunaan ponsel telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan remaja. Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan ponsel secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental mereka, termasuk munculnya halusinasi.
Temuan ini menambah kekhawatiran baru mengenai pengaruh teknologi terhadap kesejahteraan generasi muda. Berdasarkan laporan yang dikutip dari Hindustan Times, sebuah studi kolaboratif yang dilakukan oleh Sapien Labs di Amerika Serikat dan India menganalisis kesehatan mental remaja serta dampak penggunaan ponsel terhadap kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Penelitian ini melibatkan 10.475 remaja dari AS dan India pada tahun 2024. Hasil studi menunjukkan bahwa remaja dari generasi Z yang lebih muda mengalami penurunan kesehatan mental yang signifikan. Gejala seperti agresivitas, kemarahan, dan bahkan halusinasi semakin meningkat, terutama pada mereka yang mulai menggunakan ponsel sejak usia dini.
Anak berusia 17 tahun umumnya mendapatkan ponsel pertama mereka pada usia 11 atau 12 tahun, sementara anak berusia 13 tahun mendapatkannya sekitar usia 10 tahun. Studi ini menunjukkan bahwa semakin muda usia saat pertama kali memiliki ponsel, semakin tinggi risiko mengalami masalah kesehatan mental.
Hasil laporan ini juga mengungkapkan bahwa remaja yang lebih muda cenderung memiliki kondisi kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan mereka yang lebih tua. Kekhawatiran utama adalah bahwa remaja berusia 13 tahun memiliki kesehatan mental yang lebih rendah dibandingkan mereka yang berusia 17 tahun.
Data menunjukkan bahwa sekitar 56% remaja berusia 13–17 tahun mengalami kesulitan atau tekanan yang memengaruhi produktivitas dan keseharian mereka.
Sebagai perbandingan, kurang dari 20% orang dewasa berusia 55 tahun ke atas menghadapi tantangan serupa. Penurunan kesehatan mental ini lebih terlihat pada remaja perempuan, dengan peningkatan signifikan dalam rentang usia 13 hingga 17 tahun di India dan Amerika. Sekitar 65% remaja perempuan mengalami tekanan mental, sementara angka pada remaja laki-laki berada di sekitar 48%.
Kesehatan mental menjadi isu besar bagi kelompok usia ini. Studi ini juga menemukan bahwa banyak remaja di AS dan India bergulat dengan perasaan sedih, takut, dan bersalah. Sekitar 50% dari mereka melaporkan bahwa perasaan tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa remaja mengalami perasaan terputus dari realitas akibat terlalu banyak menghabiskan waktu dengan ponsel mereka.
Tidak hanya itu, dampak lain yang kurang disadari tetapi berbahaya termasuk peningkatan agresivitas, kemarahan, serta kemungkinan mengalami halusinasi. Risiko ini lebih tinggi pada anak berusia 13 tahun dibandingkan mereka yang berusia 17 tahun. Remaja berusia 13 tahun memiliki kemungkinan 20% lebih tinggi untuk mengalami halusinasi dan 40% lebih tinggi untuk menunjukkan perilaku agresif serta mudah tersinggung.
Dengan adanya temuan ini, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memperhatikan pola penggunaan ponsel di kalangan remaja serta mencari cara untuk membantu mereka menjaga kesehatan mental agar tetap seimbang.***