INVERSI.ID – Kreativitas generasi muda tak pernah kehabisan bentuk ekspresi. Di Yogyakarta, fotografi cosplay tidak hanya menjadi sarana dokumentasi, tetapi juga berkembang sebagai karya seni visual yang artistik dan imajinatif.
Salah satu sosok yang menonjol di dunia ini adalah Ivan Septian Wasiono, fotografer cosplay yang dikenal di komunitas sebagai ivanmomotaro. Sejak 2015, Ivan aktif mendalami fotografi cosplay bersama komunitas Kameko Jogja, setelah sebelumnya menekuni dunia fotografi umum sejak 2013.
Bersama komunitasnya, Ivan menjadikan setiap sesi pemotretan sebagai proses eksploratif. Ia tidak hanya menangkap pose karakter, tetapi juga menciptakan atmosfer sinematik melalui pencahayaan dramatis, efek asap, LED warna-warni, hingga penggunaan properti unik seperti kaca dan plastik bening.
“Memahami karakter itu penting, tapi menghidupkannya secara visual adalah tantangan yang membuat fotografi cosplay terasa istimewa,” ujar Ivan, Senin (8/4).
Fotografi Cosplay sebagai Medium Artistik
Yang membuat karya Ivan berbeda adalah keberaniannya mengeksplorasi teknik pencahayaan dan konsep visual. Ia memanfaatkan cahaya alami, bangunan tematik, dan latar yang mendukung narasi cosplay. Efek khas seperti bubble berisi asap menjadi signature style yang memberikan sentuhan magis dan storytelling kuat dalam setiap foto.
Ivan juga rutin berbagi ilmu lewat workshop, sesi pemotretan komunitas, dan pelatihan untuk fotografer maupun cosplayer pemula. Bersama Kameko Jogja, ia membangun ekosistem fotografi cosplay yang kolaboratif dan inklusif.
Namun, menurut Ivan, fotografi cosplay di Indonesia masih kurang mendapat pengakuan serius dibanding genre lain seperti fotografi jurnalistik atau fashion.
“Kalau fotografi fashion punya panggung, fotografi jurnalistik punya penghargaan, maka fotografi cosplay pun seharusnya bisa mendapat ruang apresiasi yang setara. Ini juga bentuk seni visual yang serius,” tegasnya.
Membangun Ruang untuk Imajinasi Visual
Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, Ivan ingin menunjukkan bahwa fotografi cosplay bukan sekadar dokumentasi, melainkan media untuk membawa imajinasi ke dunia nyata. Ia berharap genre ini bisa mendapatkan panggung lebih luas di industri kreatif Indonesia.
Melalui karya-karyanya, Ivan membuktikan bahwa di tangan kreatif, kamera bisa menjadi jembatan antara dunia fiksi dan realitas—menghadirkan karakter animasi, film, atau komik ke dalam frame penuh emosi dan atmosfer.***