INVERSI.ID – Masa remaja merupakan periode krusial dalam pembentukan identitas dan pemahaman hubungan sosial. Namun, keterlibatan dalam hubungan percintaan yang tidak sehat dapat membawa dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental remaja.
Pakar Kesehatan Mental Remaja Universitas Airlangga, Tiara Diah Sosialita, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa hubungan percintaan yang tidak sehat, terutama yang melibatkan perselingkuhan atau kekerasan emosional, dapat menimbulkan masalah psikologis serius.
“Sangat penting bagi remaja dan orang tua agar peka dan lebih perhatian pada orang yang terlibat masalah percintaan,” ujarnya seperti dikutip dari UNAIR.AC.ID.
Tiara menambahkan bahwa pada masa remaja, individu berada dalam fase eksplorasi dan mencari sosok di luar keluarga yang dapat memberikan rasa aman serta membentuk ikatan emosional yang sehat. Namun, keterlibatan dalam hubungan yang tidak sehat dapat menyebabkan trauma, penurunan kepercayaan, dan pandangan negatif terhadap hubungan di masa depan.
“Perselingkuhan dapat mempengaruhi kondisi remaja. Bagi remaja, perlu memastikan kesiapan sebelum memutuskan dalam sebuah hubungan. Kalau belum siap, alangkah baiknya menyiapkan diri,” jelasnya.
Secara psikologis, kegagalan dalam percintaan dapat memunculkan rasa malu, ketidakberhargaan, kesepian, dan bahkan depresi. Remaja mungkin merasa enggan untuk berbagi pengalaman percintaan yang gagal, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat berujung pada stres berkelanjutan.
“Secara psikis, hal ini akan membuat orang merasa malu, terutama pada usia yang masih labil. Remaja masih kesulitan dalam memproses emosi karena masih tahap belajar mengelola emosi,” terang Tiara.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk mengenali tanda-tanda hubungan yang tidak sehat dan mencari dukungan dari orang tua, teman, atau profesional kesehatan mental.
Edukasi mengenai hubungan yang sehat dan keterampilan mengelola emosi menjadi kunci dalam mencegah dampak negatif dari percintaan yang tidak sehat pada remaja.***