INVERSI.ID – Banyak remaja sering merasa cepat lelah, sulit berkonsentrasi, atau bahkan mengalami pusing tanpa sebab yang jelas. Keluhan ini sering dianggap sebagai efek dari kurang tidur atau aktivitas yang padat, padahal bisa jadi itu merupakan tanda-tanda anemia. Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Remaja, terutama perempuan, lebih rentan mengalami anemia. Salah satu penyebab utamanya adalah menstruasi yang membuat tubuh kehilangan darah secara rutin. Selain itu, pola makan yang kurang sehat juga menjadi faktor besar.
Banyak remaja yang lebih memilih makanan cepat saji yang rendah zat besi dan nutrisi penting lainnya, atau menjalani diet ketat tanpa memperhatikan asupan gizi yang cukup. Dalam masa pertumbuhan yang pesat, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi untuk mendukung produksi sel darah merah. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, anemia bisa terjadi tanpa disadari.
Gejala anemia sering muncul perlahan dan tidak selalu terasa langsung. Tubuh yang mudah lelah, kulit terlihat lebih pucat dari biasanya, sering merasa pusing atau melayang, hingga sulit fokus dalam belajar adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai. Dalam beberapa kasus, anemia juga bisa menyebabkan rambut rontok, kuku menjadi lebih rapuh, serta jantung berdebar lebih cepat meskipun tidak sedang melakukan aktivitas berat.
Jika anemia dibiarkan tanpa penanganan, dampaknya bisa cukup serius. Selain menurunkan daya tahan tubuh, anemia juga bisa berpengaruh pada performa akademik karena tubuh yang lemah membuat sulit untuk fokus dan beraktivitas dengan maksimal. Dalam jangka panjang, anemia kronis dapat meningkatkan risiko gangguan jantung karena jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.
Untuk mencegah anemia, penting untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup setiap hari. Makanan kaya zat besi seperti daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan telur sangat membantu dalam menjaga kadar hemoglobin tetap normal. Mengonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C juga bisa membantu penyerapan zat besi dengan lebih baik.
Sebaliknya, beberapa kebiasaan seperti minum teh atau kopi setelah makan bisa menghambat penyerapan zat besi, sehingga perlu diperhatikan agar tidak berlebihan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan suplemen zat besi jika anemia sudah terjadi.
Anemia memang sering tidak disadari karena gejalanya cenderung ringan dan berkembang perlahan. Namun, kondisi ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan. Dengan pola makan sehat dan kebiasaan yang tepat, remaja bisa tetap aktif, bertenaga, dan terhindar dari dampak negatif anemia dalam jangka panjang.***