INVERSI.ID – Utusan Khusus Presiden RI untuk urusan anak muda, Raffi Ahmad, menyatakan komitmennya untuk menghadirkan ruang kreatif (creative space) di Ambon. Janji ini disampaikan Raffi saat berdialog langsung dengan pemuda-pemudi kreatif Maluku pada Minggu (13/4) di Redbrick Cafe, Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam tersebut, Raffi mendengarkan aspirasi anak muda yang selama ini kesulitan mendapatkan akses ruang berkarya dan berjejaring. Ia pun menyatakan siap membantu merealisasikan tempat berkumpul yang inklusif dan produktif bagi generasi muda di wilayah tersebut.
“Coba cari gedung BUMN atau BUMD yang kosong. Biar saya tanggung jawab. Saya komunikasi ke mereka, tempat mana yang bisa direvitalisasi. Nanti saya yang urus,” ujar Raffi penuh semangat.
Ambon Butuh Ruang untuk Berkarya
Salah satu pemuda kreatif yang hadir, Theoresia Rumthe, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, Ambon belum memiliki fasilitas publik yang bisa digunakan anak muda sebagai tempat berkumpul dan berkreasi. Selain itu, ia juga menyoroti masih adanya segregasi wilayah yang mempersempit ruang pertemuan lintas latar belakang.
“Kami tidak punya space bersama. Kalau tidak ada tempat duduk bersama, bagaimana kita mau bangun gerakan kreatif? Padahal ini penting sekali, apalagi di Ambon masih sangat homogen,” ungkap Theoresia.
Ia menambahkan bahwa ruang kreatif bukan hanya soal fasilitas fisik, tetapi juga wadah untuk kolaborasi, ekspresi, dan pertumbuhan karya kreatif anak muda Maluku secara inklusif dan terorganisir.
Langkah Konkret: Koordinasi, Donatur, dan Timeline
Raffi Ahmad langsung merespons dengan rencana aksi nyata. Ia meminta agar pemuda-pemudi Ambon mulai mencari gedung potensial yang bisa diubah menjadi creative hub. Sementara itu, dirinya akan berkoordinasi dengan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan lembaga terkait.
“Saya optimistis Gubernur dan Presiden punya visi yang sama. Saya akan bantu dorong dari pusat. Kita harus kasih markas buat teman-teman kreatif. Tidak ada yang tidak mungkin,” tegas Raffi.
Tak hanya itu, Raffi juga menyatakan siap menjembatani kebutuhan anggaran dan membuka akses pendanaan dari bank pemerintah pusat dan daerah, serta donatur-donatur potensial.
“Dari bank bisa support ini. Pemerintah juga bisa. Saya akan menjahit semuanya. Asal proposalnya rapi, saya yang jahit sampai selesai,” ucapnya optimis.
Sebagai bentuk keseriusan, Raffi juga meminta dibuatkan timeline kerja selama 3–4 bulan, agar pembangunan creative space ini tidak sekadar wacana, melainkan benar-benar terealisasi dalam waktu dekat.
Arah Baru untuk Ekosistem Kreatif Maluku
Langkah Raffi Ahmad ini membawa harapan baru bagi anak muda Ambon yang selama ini mencari ruang untuk tumbuh dan berkarya. Kehadiran creative space bukan hanya menjawab kebutuhan fisik, tapi juga simbol bahwa anak muda di daerah memiliki hak dan potensi yang sama untuk bersinar.
“Creative hub di Maluku bisa jadi titik temu yang menghapus perpecahan. Ini bukan hanya soal tempat, tapi soal masa depan,” pungkas Raffi.***